Arkeologi adalah – Sejarah, Tujuan, Tahapan dan Contohnya
Sejak lima tahun terakhir ini, mengapa dalam sistem pengelolaan sumberdaya arkeologi sektor penelitian arkeologi terasa “terpinggirkan” apabila dibandingkan dengan sektor-sektor pelestarian dan pemanfaatan? Pertanyaan yang bersifat kontroversial ini sengaja penulis lempar pada awal tulisan ini agar wacana di atas dapat menggugah perhatian para peserta PIA yang terhormat.
Secara jujur, kondisi seperti telah diungkapkan di atas disebabkan oleh dua faktor yang sangat dominan mempengaruhi terjadinya disharmonisasi dalam sistem pengelolaan sumberdaya arkeologi Indonesia. Kedua faktor tersebut adalah faktor yang bersifat internal, yaitu kesalahan dalam menentukan strategi dan program kerja penelitian arkeologi.
Sehingga selama ini hasil-hasil penelitian selalu dengan konklusi bahwa penelitian perlu dilanjutkan untuk masa yang akan datang atau tahun anggaran berikutnya, dengan catatan apabila masih tersedia dana (kemungkinan sangat kecil untuk mendapatkan dana kembali).
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Kebudayaan Zaman Batu
Sejarah Arkeologi
Arkeologi, berasal dari bahasa Yunani, archaeo yang berarti “kuno” dan logo, “ilmu”. Nama alternatif arkeologi adalah studi sejarah budaya material. Arkeologi adalah studi tentang budaya manusia masa lalu melalui review sistematis dari kiri materi data.
Sebuah tinjauan sistematis yaitu adalah penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artefak budaya material, seperti kapak batu dan bangunan candi dan ekofak benda lingkungan, seperti batuan, tanah halus, dan fosil dan fitur artefaktual yang tidak dapat dihapus dari tempatnya dari situs arkeologi.
Teknik penelitian yang khas adalah penggalian arkeologi penggalian, meskipun survei juga mendapatkan porsi yang cukup besar.
Tujuan arkeologi beragam dan menjadi perdebatan panjang. Di antaranya adalah apa yang disebut paradigma arkeologi, yang menyusun sejarah kebudayaan, memahami perilaku manusia, serta memahami proses perubahan budaya.
Karena bertujuan untuk memahami budaya manusia, ilmu ini termasuk ke dalam kelompok humaniora. Meskipun demikian, ada berbagai ilmu bantu yang digunakan, antara lain, sejarah, antropologi, geologi untuk ilmu membentuk lapisan bumi adalah referensi umur relatif dari arkeologi temuan, geografi, arsitektur, paleoantropologi dan bioantropologi, fisika, antara lain , dengan karbon C-14 untuk mendapatkan pertanggalan mutlak, ilmu metalurgi untuk mendapatkan unsur-unsur benda logam, serta filologi mempelajari naskah kuno.
Arkeologi pada saat ini mencakup berbagai bidang terkait. Sebagai contoh, penemuan mayat dikuburkan akan menarik para ahli dari berbagai bidang untuk belajar tentang pakaian dan jenis bahan yang digunakan, bentuk keramik dan cara penularan.
Kepercayaan melalui apa mayat yang dikuburkan bersama-sama, ahli kimia dapat menentukan usia penggalian melalui cara-cara seperti metode pengukuran karbon 14. Sementara ahli genetik yang ingin mengetahui pergerakan migrasi manusia purba, meneliti DNA.
Secara khusus, budaya arkeologi studi terakhir, yang sudah tua, terkenal di zaman prasejarah sebelum menulis, serta di zaman sejarah ketika ada bukti tertulis. Pada pengembangan, arkeologi juga dapat mempelajari budaya masa kini, seperti yang dipopulerkan dalam studi budaya material modern budaya material modern.
Karena hal itu bergantung pada objek peninggalan masa lalu, yang membutuhkan pelestarian benda purbakala seperti sumber data. Oleh karena itu, kemudian dikembangkan disiplin lain, yaitu pengelolaan sumber daya arkeologi Arkeologi Sumber Daya Manajemen, atau lebih luas adalah CRM manajemen sumber daya budaya, Budaya Manajemen Sumber Daya.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Prasasti Adalah
Berikut ini terdapat beberapa pengertian arkeologi menurut para ahli, terdiri atas:
- Paul Bahn menyatakan pengertian asas arkeologi ialah satu kajian sistematik tentang masa lampau yang berasaskan budaya kebendaan dengan bermatlamat untuk membongkar, menerangkan dan mengklasifikasikan tinggalan-tinggalan budaya, menguraikan bentuk dan perilaku masyarakat masa silam serta memahami bagaimana ia terbentuk dan akhir sekalimerekonstraksinya semula.
- Grahame Clark mendefinisikan arkeologi sebagai satu bentuk kajian yang sistematik ke atasbahan-bahan purba bagi membentuk semula sejarah.
- Cottrell Leonard mendefinisikan arkeologi sebagai satu cerita mengenai manusia dengan merujuk kepada tinggalan seperti peralatan yang digunakan, monumen, rangka manusia dan segala yang terhasil dari inovasiyang diciptanya.
- Glyn Danial mendefinasikan arkeologi sebagai satu cabang sejarah yang mengkaji tinggalan-tinggalan masa lampau. Kajian sejarah yang menggunakan segala maklumat sama ada bertulis, epigrafik atau tinggalan dengan matlamat akhir untuk mendapatkan gambaransebenar tentang manusia masa silam.
- Frank Hole dan Robert F. Heizer pula merujuk arkeologi sebagai suatu kajian tentang masasilam manusia yang dikaji terutamanya melalui bahan-bahan peninggalan. Arkeologi jugamerupakan satu susunan kaedah dan tatacara penyelidikan masa lalu yang mengambarkandata-data yang diperolehi dan latihan akademik serta orentasi teori ahli arekologi.
- Robert J. Sharer dan Wendy Ashmore melihat arkeologi sebagai bahagian khusus tentangteknik yang digunakan dalam menbongkar bukti tentang masa lalu dan sebagai satu disiplinyang mengkaji masyarakat dan kebudayaan silam berdasarkan budaya kebendaan ianyamenerangkan perkembangannya serta bagaimana ianya berlaku.
- Glyn Isaac menyatakan disiplin arkeologi sebagai satu disiplin yang cuba menerangkanhubungan di kalangan manusia dan di antara manusia dengan dunia kebendaan. Menurutnyalagi, ianya merupakan bukan satu disiplin sains jati, sains sosial dan cabang kemanusiaantetapi lebih merupakan usaha khusus atau tempat untuk semua bidang bertemu.
- De Leat menganggap arkeologi sebagai satu disiplin sains dan cabang kepada bidangsejarah.
- Walter Tylor menyatakan arkeologi tidak lebih daripada suatu kaedah dan kumpulan teknik yang khusus untuk mendapatkan maklumat mengenai budaya.
- Nik Hassan Shuhaimi menerangkan pengertian arkeologi pada mulanya ialah satu bentuk kajian ke atas bahan purba melalui kaedah deskriptif yang sistematik pada sekitar awal abadke 18 kemudiannya berkembang kepada maksud sejarah purba pada abad ke 19 dan kinisebagai satu disiplin yang bertujuan untuk membentuk semula sejarah kebudayaan, sejarahcara hidup dan proses kebudayaan masyarakat pra sejarah, proto sejarah dan sejarah denganmengkaji artifak dan non artifak serta melihatnya dalam konteks alam sekitar
Tujuan Arkeologi
Tujuan dari penelitian arkeologi adalah sebagai berikut:
- Merekonstruksi sejarah budaya.
- Merekonstruksi bagaimana mobil kehidupan manusia.
- Merekonstruksi proses budaya.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Kebudayaan adalah
Target untuk mencapai tujuan tersebut adalah semua sisa-sisa masa lalu sebagai objek studi dari segi bentuk, fungsi dan proses pembuatan, penggunaan, pembuangan dan daur ulang (konversi dan penggunaan kembali).
Tahapan Penelitian Arkeologi
Berikut ini terdapat beberapa tahapan penelitian arkeologi, terdiri atas:
-
Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data, meliputi:
Pengamatan tinggalan arkeologi di lapangan untuk memperoleh gambaran tentang potensi data arkeologi dari suatu situs arkeologi.Dalam tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap keadaan lingkungan dan pencatatan tentang jenis tinggalan arkeologi (archaeological remains, kemudian menandai ke dalam peta (plotting).
Surevei adalah pengamatan tinggalan arkeologi yang disertai dengan analisis yang dalam. Survei juga dapat dilakukan dengan cara mencari informasi dari penduduk. Tujuan survei untuk memperoleh benda atau situs arkeologi yang belum pernah ditemukan sebelumnya atau penelitian ulang terhadap benda atau situs yang pernah diteliti.
Kegiatan survei terdiri atas:
- Survei Permukaan
Kegiatan untuk mengamati permukaan tanah dari jarak dekat. Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data arkeologi dalam konteksnya dengan lingkungan sekitarnya antara lain jenis tanah, keadaan permukaan bumi, keadaan flora.
- Survei Bawah Tanah
Merupakan aktivitas untuk mengetahui adanya tinggalan arkeologi yang terdapat di bawah tanah dengan menggunakan alat-alat tertentu. Teknik yang sering digunakan adalah: pemantulan (dowsing), penusukan (probing), pengggemaan (sounding), pengeboran (augering), geofisika.
- Survei Bawah Air
Survei bawah air dapat dilakukan dengan cara:
- Teknik Banjar Linier, para penyelam menempatkan diri pada jarak tertentu, kemudian bergerak bersama-sama kea rah depan dengan suatu garis lurus.
- Teknik Banjar Melingkar, para penyelam menempatkan diri pada jarak tertentu, kemudian secara berbanjar melakukan survey dengan mengelilingi suatu titik yang telah ditentukan membentuk radius yang semakin besar.
- Survei Udara
Survei udara dimaksud sebagai pengamatan dari udara terhadap gejala permukaan tanah dan mendokumentasikan dengan alat foto. Penafsiran foto udara ini akan menitikberatkan pada perbedaan pola dan warna dari suatu foto udara yang akhirnya dapat memberikan berbagai penafsiran keadaan yang sebenarnya di darat.
- Wawancara
Wawancara adalah interaksi dan komunikasi yang akan di alami oleh arkeolog dalam pengumpulan data. Wawancara dalam arkeologi lebih dikhususkan untuk studi etnoarkeologi.Wawancara dapat dilakukan dengan wawancara tertutup dan wawancara terbuka.
- Sampling
Penarikan sampling merupakan suatu kegiatan peting dalam penelitian arkeologi, karena dapat memberikan gambaran yang representatif mengenai kuantitas dan kualitas data arkeologi dari suatu situs.
Ekskavasi adalah satu teknik pengumpulan data melalui penggalian tanah yang dilakukan secara sistematik untuk menemukan suatu atau himpunan tinggalan arkeologi dalam situasi in situ.
Teknik ekskavasi dapat dibagi atas:
- Teknik Spit (arbitrary level), teknik yang didasarkan pada kepadatan temuan ataupun jenis temuan.
- Teknik Lapisan Alamiah (natural layer), menggali tanah dengan mengikuti lapisan tanah secara alamiah.
- Teknik Lot, teknik menggali yang menggabungkan teknik lapisan alamiah dengan teknik spit.
-
Pengolahan Data
Data-data yang akan diolah antara lain adalah:
- Artefak : benda alam yang diubah oleh tangan manusia, baik sebagian (kapak perimbas, serpih bilah, alat tulang), maupun seluruhnya (keramik)
- Serbuk sari, tanah.
- Fitur: artefak yang tidak dapat diangkat dari tempat kedudukannya (matrix), misalnya: bekas lantai, bekas dinding, makam, lubang atau posthole, dll.
Setelah data dikumpulkan, maka data tersebut diolah melalui beberapa tahap, yaitu:
- Klasifikasi awal : artefak dan ekofak yang terkumpul harus segera dibersihkan dan dikonservasikan serta melakukan pencatatan penemuan, foto, gambar.
Perlakuan terhadap artefak dan ekofak:
- penomoran dan penginventarisasikan berdasarkan kategori
- pengkatalogisasian dan pemilahan berdasrkan kategori
- penyimpana berdasarkan kategori
- Klasifikasi lanjutan : klasifikasi lanjutan dilakukan untuk menentukan dan kemudian menyajikan data dalam kelompok yang sama dan yang berbeda, yang akan memunculakn pola dan konteksnya. Dasar pengelompokkan dalam klasifikasi adalah atribut yang terdapat pada suatu artefak yaitu atribut bentuk (berkaitan dengan bentuk tiga dimensi serta ukuran metrik artefak), atribut gaya (berkaitan dengan ragam hias, motif hias, dan pola hiasan artefak), dan atribut teknologi (berkaitan dengan bahan, teknik pembuatan, tekni penyelesaian serta teknik hias artefak)
-
Analisis
Dalam penelitian arkeologi, analisis dilakukan melalui 3 tahap:
- Tahap identifikasi, tahap penentuan atribut-atribut yang dimiliki
- Tahap perekaman, tahap memasukkan data dalam formulir atau strukutr database.
- Tahap pengolahan, tahap mencari korelasi data antar artefak atau konteks lain.
Analisis artefak dibagi menjadi 4 macam:
- Analisis morfologi: mengindentifikasi pegangan terhadap bentuk dan ukuran
- Analisi tekonologi: mengidentifikasi teknik pembuatan artefak berdasarkan bahan baku, pengolahan bahan, teknik pengerjaan samapi dihasilkan termasuk teknik menghias
- Analisi stalistik : mengidentifikasi aspek dekoratif, seperti: warna, hiasan, ragam hias.
- Analisi jejak pakai : mengkhususkan pada pengamatan terhadap hal-hal yang menunjukkan sisa penggunaan atau bekas pemakaian.
-
Tahap Pelaporan dan Publikasi
Pelaporan hasil penelitian adalah bentuk pertanggungjawaban morak dan akademis terhadap penelitian yang dilakukan. Selain itu, publikasi hasil penelitian bertujuan untuk mengsosialisasikan hasil-hasil penelitian dengan sasaran masyarakat ilmiah dan masyarakat umum.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
Publikasi dapat dilakukan dalam beberapa cara, antara lain:
- Buku.
- Pameran, usaha untuk memasyarakatkan arkeologi dikalangan masyarakat umum.
- Visual, publikasi dapat dilakukan dalam bentuk visualisasi berupa foto-foto arkeologi serta bentuk audiovisual dalam bentuk film.
Contoh Arkeologi
Berikut ini terdapat beberapa contoh penemuan arkeologi, terdiri atas:
1. Machu Picchu
Benteng suci Inca yang terkenal ini terletak di Peru dan didirikan sekitar tahun 1440-1532. Machu Picchu ditemukan oleh sejarawan Amerika darii Universitas Yale, Hiram Bingham.
Reruntuhan indah Machu Picchu adalah contoh terbaik dari konstruksi batu peradaban Inca. Ada sekitar 200 bangunan yang terletak di daerah dengan panjang 365 meter dan lebar 300 meter.
2. Tentara Terakota
Seorang petani lokal dari provinsi Shaanxi tengah menggali sumur ketika ia menemukan tentara dari keramik pada tahun 1947. Ribuan prajurit Terracotta ini berdiri tepat di depan makam besar Kaisar Qin Shi Huang untuk menjaganya di akhirnya.
Bagi peneliti, konstruksi besar ini telah menjadi indikator dari sisi humanisme yang belum pernah terjadi sebelumnya. Terlepas dari kenyataan bahwa tentara telah ditemukan puluhan tahun lalu, makam Kaisar sendiri hingga kini masih belum ditemukan.
3. Gulungan Laut Mati
Sebuah koleksi naskah kuno ditemukan di beberapa tempat di sepanjang pantai Laut Mati. Studi menunjukkan bahwa gulungan-gulungan itu usianya 1.000 tahun, lebih tua dari naskah Perjanjian Lama. Berkat teks-teks ini, dapat diketahui bagaimana kehidupan orang-orang di zaman kuno.
4. Prasasti Behistun
Prasasti ini ditemukan oleh wisatawan dan petualang Inggris, Robert Sherley, selama misi diplomatiknya di Persia pada tahun 1598. Prasasti itu merupakan teks multibahasa yang diukir atas perintah Raja Darius Agung.
Prasasti Behistun memungkinkan para arkeologi untuk mempelajari peradaban kuno seperti Mesopotamia, Sumeria, Akkad, Persia, dan Asyur.
5. Olduvai Gorge
Merupakan tempat yang kaya akan temuan prasejarah. Situs ini ditemukan oleh entomologi Jerman, Wilhelm Kattwinkel, pada tahun 1911.
Tiga spesies terpisah dari hominin, termasuk Australopithecus, Homo sabilis, Homo erectus, telah ditemukan di jurang. Sisa-sisa kuda kuno berkuku tiga juga ditemukan di situs ini.
6. Angkor Wat
Catatan paling awal tentang tanggal konstruksi batu besar ini adalah tahun 1601. Kuil ini sempat terlupakan selama 200 tahun sebelum akhirnya ditemukan.
Angkor Wat merupakan monumen keagamaan terbesar di dunia. Candi yang merupakan jantung peradaban besar ini memiliki tangga dan lorong-lorong yang dimahkotai dengan lima menara.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Pengertian Epigrafi
7. Mekanisme Antikythera
Perangkat yang diperkirakan berasal dari tahun 100 SM ini ditemukan di sebuah kapal karam dekat pulau-pulau Yunani pada ahun 1901. Menurut para ilmuwan, perangkat mekanik ini terdiri dari setidaknya 30 gigi perunggu.
Perangkat ini digunakan untuk menghitung gerakan bintang dan planet. Para ilmuwan percaya, mekanisme mekanik ini juga digunakan untuk menentukan tanggal yang tepat dari awal Olimpiade.
Demikianlah pembahasan mengenai Arkeologi adalah – Pengertian Menurut Para Ahli, Sejarah, Tujuan, Tahapan dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂