Pendidikan

Imperialisme adalah – Latar Belakang, Tujuan, Sebab, Dampak

Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas wilayah kekuasaannya, sehingga sering terjadi raja suatu negara ingin memperluas kerajaannya dengan menaklukkan negara lain. Mengatakan Imperialisme pertama kali diperkenalkan ke Inggris pada akhir abad kesembilan belas oleh Disraeli, Perdana Menteri Inggris saat itu, yang mengembangkan politik untuk memperluas kerajaan Inggris menjadi sebuah kerajaan yang meliputi seluruh dunia.

Imperialisme-adalah

Politik Disraeli mendapat perlawanan keras, kelompok oposisi khawatir politik Disraeli akan menimbulkan krisis internasional. Kata imperialis atau imperialisme awalnya muncul hanya untuk membedakan golongan Diseraeli yang disebut golongan Empire atau golongan Imperialisme tetapi kemudian mendapat muatan lain sehingga memiliki arti seperti yang kita kenal sekarang.


Pengertian Imperialisme

Imperialisme adalah suatu kebijakan dimana suatu negara besar dapat menguasai atau memerintah daerah lain sehingga negara tersebut dapat dipertahankan atau dikembangkan. Contoh imperialisme terjadi ketika negara-negara menaklukkan atau menduduki tanah tersebut.

Baca Juga Artikel Terkait : Perlawanan Rakyat Indonesia


Latar belakang imperialisme

Kata imperialisme berasal dari kata Latin “imperare” yang berarti “aturan”. Hak untuk memerintah (imperare) ditelepon “kerajaan”. Orang yang diberi hak (diberikan kerajaan) disebut “imperator”. yang biasa diberikan kerajaan itu adalah raja, dan oleh karena itu raja secara bertahap dipanggil imperator dan kerajaannya (yaitu daerah di manakerajaannya berlaku) disebut kerajaan.


Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas wilayahnya, sehingga raja suatu negara selalu ingin memperluas kerajaannya dengan menaklukkan negara lain. Perbuatan raja inilah yang oleh orang-orang sekarang disebut imperialisme, kemudian ditambah dengan arti lain sehingga kata imperialisme mendapat arti yang kita kenal sekarang. sehingga kata imperialisme dapat digunakan dan menetap di mana saja.


tujuan imperialisme

Imperialisme berdasarkan tujuannya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:


  1. Imperialisme Kuno

Muncul kira-kira tahun 1500 M, berlangsung dari zaman kuno hingga abad pertengahan. Imperialisme ini lebih menekankan pada perluasan wilayah yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara atau wilayah lain. Imperialisme kuno memiliki moto emas “menumbuhkan kekayaan”, Injil “menyebarkan agama” dan kemuliaan “mencapai kekayaan”. Misalnya bangsa Spanyol dan Portugis yang menjelajahi lautan dan menguasai daerah-daerah baru, mengumpulkan kekayaan dan menyebarkan agama melalui para misionaris yang ikut dalam pelayaran tersebut.


  1. Imperialisme Modern

Berlangsung pada awal Revolusi Industri (1500 M) hingga akhir Perang Dunia II (1942), tujuan imperialisme modern didasarkan pada keinginan negara-negara jajahan untuk mengembangkan perekonomiannya. Mereka membangun industri dalam skala besar yang membutuhkan bahan baku dan lahan untuk memasarkan hasil industrinya. Hal ini menyebabkan upaya untuk menemukan koloni. Negara yang menjadi pelopor imperialisme modern adalah Inggris (sebagai pelaksana revolusi industri).


  1. Imperialisme Ultramodern (Neokolonialisme)

Tujuan dari imperialisme ini adalah untuk lebih menekankan pada penguasaan mental, ideologi dan psikologi. Imperialisme ini berlangsung setelah Perang Dunia 2 hingga sekarang.

Baca Juga Artikel Terkait : Sejarah Adalah


Jenis Imperialisme

Berikut ini adalah beberapa jenis imperialisme, yang terdiri dari:


Kaum imperialis ingin menguasai segalanya dari negara lain. Negara yang dia tangkap adalah koloni dalam arti sebenarnya. Bentuk imperialisme politik ini tidak banyak dijumpai pada zaman modern karena pada zaman modern paham nasionalisme sudah berkembang. Imperialisme politik ini biasanya tersembunyi dalam bentuk protektorat dan mandat.


Kaum imperialis hanya ingin menguasai ekonomi negara lain. Jika suatu negara tidak mungkin dikuasai melalui imperialisme politik, maka negara itu masih dapat dikuasai jika perekonomian negara itu dapat dikuasai oleh kaum imperialis. Imperialisme ekonomi inilah yang sekarang lebih disukai oleh negeri-negeri imperialis untuk menggantikan imperialisme politik.


Kaum imperialis ingin menguasai jiwa(De geest, pikiran) dari negara lain. Dalam kebudayaan terletak jiwa suatu bangsa. Jika budaya dapat diubah, jiwa bangsa akan berubah. Kaum imperialis ingin menghilangkan kebudayaan suatu bangsa dan menggantinya dengan kebudayaan kaum imperialis, sehingga jiwa rakyat jajahan menjadi sama atau menjadi satu dengan jiwa penjajah.


Menguasai jiwa suatu bangsa berarti menguasai segala sesuatu dari bangsa itu. Imperialisme budaya ini merupakan imperialisme yang sangat berbahaya, karena masuknya mudah, tidak dirasakan oleh mereka yang akan dijajah dan jika berhasil sangat sulit bagi bangsa yang dijajah untuk membebaskan dirinya kembali, bahkan mungkin tidak bisa lagi membebaskan dirinya.


  • Imperialisme Militer (Imperialisme Militer)

Kaum imperialis ingin menguasai posisi militer suatu negara. Ini dilakukan untuk menjamin keamanan kaum imperialis untuk kepentingan agresif atau ekonomi. Tidak perlu seluruh negara diduduki sebagai koloni, cukup tempat-tempat strategis suatu negara berarti menguasai seluruh negara dengan ancaman militer.

Baca Juga Artikel Terkait : Romusha adalah


Penyebab Imperialisme

Berikut ini adalah beberapa penyebab imperialisme, yang terdiri dari:

  1. Keinginan untuk menang, menjadi bangsa terbesar di dunia (ambisi, eerzucht). Setiap bangsa ingin menang. Tapi di manakah batas kesuksesan itu? Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan tersebut, maka dengan mudah bangsa itu menjadi bangsa imperialis. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa setiap bangsa mengandung benih-benih imperialisme.
  2. Perasaan suatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa yang istimewa di dunia ini (keunggulan ras). Setiap bangsa memiliki kebanggaan. Jika harga diri ini mengental, mudah menjadi kesombongan yang kemudian menimbulkan anggapan bahwa mereka adalah bangsa yang paling istimewa di dunia ini, dan berhak menguasai, atau memerintah atau memimpin bangsa lain.
  3. Keinginan untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan imperialisme. Tujuannya bukanlah imperialisme, tetapi agama atau ideologi. Imperialisme di sini bisa muncul sebagai “bij-produk” Namun jika dakwah agama didukung oleh pemerintah negara, maka seringkali tujuan pertama terdorong dan merosot menjadi dalih untuk membenarkan tindakan imperialisme.
  4. Letak suatu negara yang dianggap tidak menguntungkan secara geografis. Batas suatu negara memiliki arti yang sangat penting bagi politik negara tersebut.
  5. Alasan ekonomi. Alasan-alasan ekonomi inilah yang menjadi penyebab terpenting munculnya imperialisme, khususnya imperialisme modern.
    1. Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
    2. Ingin berpartisipasi dalam perdagangan dunia
    3. Ingin menguasai trading
    4. Keinginan untuk menjamin kesuburan industri

Dampak Imperialisme

Sedangkan dampak imperialisme yaitu:


1. Politik

  1. Penciptaan koloni.
  2. Ada pemerasan politik.
  3. Perang kolonial pecah.
  4. Kebangkitan politik dunia.
  5. Munculnya nasionalisme.

Baca Juga Artikel Terkait : Pertahanan negara


2. Bidang Ekonomi

  • Negeri-negeri imperialis menjadi pusat kekayaan, sedangkan negeri-negeri jajahan menjadi miskin.
  • Hilangkan perdagangan orang-orang kolonial.
  • Perdagangan dunia meluas.
  • Ada lalu lintas dunia.
  • Surplus modal dan investasi di koloni.
  • Kekuatan ekonomi penduduk asli tanah kolonial menghilang.

3. Bidang Sosial

  1. Negeri-negeri imperialis hidup dalam kemewahan, sedangkan yang terjajah hidup berkekurangan.
  2. Rasa harga diri meningkat pada bangsa jajahan, sedangkan harga diri rakyat jajahan semakin rendah.
  3. Semua hak milik negara-negara imperialis.
  4. Munculnya gerakan Eropanisasi.

4. Bidang Pendidikan

Pembangunan pendidikan telah mempercepat mobilitas penduduk. Sekolah-sekolah yang didirikan di perkotaan telah menarik minat yang besar dari penduduk sekitar. Banyak penduduk berpindah dari satu kota ke kota lain karena alasan sekolah. Misalnya, banyak bangsawan dari berbagai kabupaten di Jawa Barat pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu.


Lulusan sekolah ada yang masih tinggal di kota, ada juga yang kembali ke daerah asalnya atau ke daerah lain tempatnya bekerja. Pendidikan yang berkembang di Indonesia pada abad ke-19 menggunakan sistem yang diselenggarakan oleh organisasi keagamaan Kristen, Katolik, dan Islam. Sistem pendidikan Islam menggunakan sistem pesantren. Di luar itu, pemerintah kolonial menerapkan sistem tersebut


Upaya yang dilakukan oleh penjajah Belanda di bidang pendidikan tidak lain adalah untuk kepentingan pemerintah Belanda yaitu menghasilkan tenaga administrasi Belanda yang murah, terampil dan terdidik. Selain itu, pemerintah Belanda mengembangkan kurikulum pendidikannya sendiri, akibatnya perkembangan pendidikan dan pengajaran di Indonesia hingga abad ke-19 menunjukkan kecenderungan politik dan budaya. Tidak semua orang mengenyam pendidikan, hanya orang-orang yang memiliki jabatan saja yang bisa mengenyam pendidikan, seperti keturunan bangsawan, keturunan bangsawan, pengusaha kaya, dan lain-lain.


Pahlawan kitalah yang mengajarkan pendidikan kepada rakyat jelata, dengan tujuan agar rakyat Indonesia tidak lagi dibodohi oleh penjajah Belanda.

Baca Juga Artikel Terkait : Kedatangan Jepang ke Indonesia


5. Bidang Kebudayaan

  1. Tindakan pemerintah Belanda untuk menghapuskan posisi tradisional penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah menggerogoti otoritas tradisional penguasa pribumi.
  2. Upacara dan tata cara yang berlaku di keraton juga disederhanakan sehingga melemahkan ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi.
  3. Dengan merosotnya peran politik, para elite politik, baik raja maupun bangsawan, mengalihkan perhatiannya ke bidang seni dan budaya. Contoh Paku Buwono V memerintahkan penulisan serat Centhini, R.Ng Ronggo Warsito menyusun Kitab Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV menyusun kitab Vedatama dan lain-lain.
  4. Budaya Barat berkembang luas, bahkan menghancurkan fondasi kehidupan budaya tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia. Misalnya kebiasaan minum minuman keras oleh kaum bangsawan. Kebiasaan tersebut bukanlah milik asli bangsa Indonesia, melainkan kebiasaan yang berlaku di kalangan bangsa Barat yang dibawa oleh penjajah (Westernisasi disebarkan melalui pendidikan dan pemerintahan).
  5. Birokrat menggunakan bahasa Belanda sebagai simbol status mereka
  6. Masuknya Katolik dan Protestan.

Bibliografi:

  1. Sudiri, PK 1993. Sejarah Baru Indonesia Dari Pergerakan Nasional Hingga Keputusan Presiden. Malang: IKIP Malang.
  2. Poeponegoro, D. dkk. 1994. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta; Aula Perpustakaan.

Demikianlah pembahasan mengenai Imperialisme adalah – Latar Belakang, Tujuan, Jenis, Penyebab, Akibat Semoga ulasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

| |
Back to top button