Insecta Adalah- Pengertian, Ciri, Klasifikasi, Contoh Dan Gambar
Latar Belakang
Serangga adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti “berkaki enam”).
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi. Serangga merupakan hewan yang beraneka ragam. Serangga kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia.
Serangga banyak dikenal sebagai hama (Kalshoven 1981). Serangga lebih banyak menyerang tumbuhan meskipun ada juga serangga yang tidak menyerang tanaman maka dari itu serangga termasuk katagori hama bagi manusia. Beberapa serangga juga memiliki manfaat meskipun banyak serangga yang merugikan manusia seperti walang sangit, wereng, ulat, dan lainnya. Tetapi kebanyakan serangga juga sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Serangga dibagi pada beberapa ordo seperti orthoptera, isoptera, thysanoptera, hemiptera, homoptera, lepidoptera, celeoptera, diptera, dan hymenoptera. Serangga juga memiliki beberapa ciri yang khas yaitu diantaranya tubuhnya dibagi menjadi 3 bagian, serangga juga termasuk kelas insekta, tubuhnya beruas-ruas. Serangga memiliki 2 tipe metamorphosis yaitu paurometabola dan holometabola. Serangga memiliki antenna yang fungsinya cukup beragam, yaitu sebagai peraba, pembau dan perasa. Bentuk antena serangga bermacam-macam, dan dapat digunakan sebagai “pedoman” untuk mengidentifikasi famili serangga.
Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika dan wisata, bermanfaat pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan hewan (burung) yang bernilai ekonomi tinggi, dan penghasil madu.Berdasarkan hal tersebut, dalam makalah ini akan dibahas mengenai insekta yang merugikan bagi manusia.
Pengertian Insecta
Insecta ( Serangga ) adalah yang berasal dari bahasa latin Insectum yang berarti terpotong menjadi bagian-bagian yang dikenal dengan serangga. Ukuran tubuh serangga yang beragam yaitu dengan panjang 2 hingga 40 mm. serangga ada yang berukuran mikroskopis dan ada juga yang memiliki ukuran panjang sekitar 260 mm, seperti Phobeaticus serratipes. Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian yaitu kepala ( kaput ), dada ( toraks ) dan perut ( abdomen ). Toraks terdiri atas tiga segmen ( ruas ) dan pada setiap ruas terdapat sepasang kaki jalan sehingga kaki serangga berjumlah tiga pasang atau enam buah. Abdomen terdiri dari 11 ruas dari beberapa ruas bersatu sehingga menjadi kurang 11 ruas.
Serangga merupakan kelompok hewan yang paling dominan di muka bumi, yaitu dengan jumlah spesies hampir 80% dari jumlah total hewan di bumi. Total dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia (Kalshoven 1981) dan sebanyak 1.413.000 spesies telah dikenal serta hampir setiap tahunnya terjadi penambahan spesies baru yang ditemukan (Borror,1998).
Baca Juga :
Alasan ini yang menyebabkan serangga berhasil dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas dalam bereproduksi yang tinggi, serta kemampuan memakan jenis makanan yang berbeda dan dalam mengindari predator (Borror,1998). Berdasarkan kondisi tersebut, keberadaan serangga sebagai bagian ekosistem, dan perannya dalam kehidupan manusia sangat besar.
Pemanfaatan yang bijak dapat memberikan manfaat dalam kehidupan manusia, baik yang dibuat ataupun yang alami, seperti pemanfaatan serangga di bidang kedokteran, pertanian, pangan dan lain sebagainya. Begitupun sebaliknya,populasi serangga yang tidak terkontrol dapat menyebabkan wabah penyakit, bersifat sebagai hama, dan bahkan merugikan pertanian.
Praktek pemanfaatan serangga dalam kehidupan manusia semakin komplek dari masa ke masa, mulai dari pemanfaatan sebagai pollinator pertanian sampai penelitian tingkat molekuler di bidang ke dokteran.
Ciri-Ciri Insecta
Insecta ( serangga ) memiliki beberapa ciri-ciri berdasarkan anatomi dan morfologi insecta. Ciri-ciri Insecta ( serangga ) adalah sebagai berikut.
- Tubuh dibedakan menjadi 3 yaitu kepala, dada dan perut.
- Pada kepala terdapat satu pasang mata facet ( majemuk ), mata tunggal ( ocellus ) dan satu pasang antenna sebagai alat peraba.
- Alat mulut difungsikan untuk menguyah, meggigit, menjilat dan menghisap.
- Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya.
- Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang ( mandibula ), rahang depan ( maksila ) dan bibir atas ( labrum ) serta bibir bawah ( labium ).
- Dada ( thorax ) terdiri dari tiga ruas yaitu prothorax, mesothorax dan metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki.
- Setiap mesotoraks dan metatoraks terdapat dua pasang sayap, tetapi ada juga yang tidak memiliki sayap.
- Alat pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rectum dan anus.
- Sistem pernapasan dengan sistem trachea.
- Sistem saraf rangga tali.
- Pada umumnya serangga mengalami perubahan bentuk ( metamorfosis ) dari telur sampai dewasa.
- Tempat hidup di air tawar dan darat.
- Sistem peredaran darah terbuka.
- Alat kelamin terpisah ( jantang dan betina ) pembuahan internal.
- Perut ( abdomen ) memiliki sebelas ruas atau beberapa ruas saja. Pada belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membrane Tympanum.
Baca Juga : Penjelasan Macam-Macam Ekosistem Perairan ( Akuatik ) Secara Lengkap
Peranan Insecta Untuk Manusia
Insecta mempunyai peranan yang sangat bermanfaat atau menguntungkan untuk manusia dan ada juga yang merugikan manusia antara lain sebagai berikut :
Insecta Yang Menguntungkan
- Insect terutama golongan kupu-kupu dan lebah sangat membantu bagi para petani karena dapat membantu dalam proses penyerbukan pada bunga.
- Dalam bidang industri, kupu-kupu, ulat sutera menbuat kepompong yang dapat menghasilkan sutra. Contoh : Bombix morl.
- Dapat menghasilkan madu missal lebah madu ( Apis mellifera ).
- Mata rantai makanan yang penting bagi kehidupan.
- Dapat dikonsumsi seperti gangsir, laron dan larva lebah ( tembayak ) yang dapat diperoleh secara musiman.
Insecta Yang Merugikan
- Menularkan beberapa macam bibit penyakit seperti lalat, kecoak, tikus dan kolera.
- Merusak tanaman budidaya menusia, seperti ulat, kumbang kelapa dan belalang.
- Serangga banyak yang hidup dengan parasit pada ternak maupun ikan.
- Parasit pada manusia ( menghisap darah ) seperti kutu busuk, nyamuk dan kutu kepala.
- Dapat merusak bahan bangunan, seperti rayap dan kumbang kayu.
- Merusak bahan makanan yang disimpan ( tepung kedelai ) oleh berbagai Coleoptera misalnya kumbang beras.
- Menyebabkan penyakit pada tanaman seperi Nilapervata lugens ( wereng ) menyebabkan penyakit virus tungro, belalang ( walang sangit ) yang menghisap cairan biji padi muda sehingga tanaman padi menjadi puso.
Insecta Parasit
Serangga parasitod merupakan serangga yang berperan sebagai parasit serangga lain. Spalangia endius dan S. nigroaenea serta Pacchyrepoideus vindemiae merupakan parasitoid yang menyerang pupa lalat rumah dan lalat kandang untuk kehidupan larva dan pupanya, sedangkan dewasanya hidup bebas (Koesharto, 1995). Pada kehidupan parasitoid secara umum makanannya berupa nektar dan haemolim inang.
Haemolim inang digunakan dalam pembentukan dan pematangan telur sedangkan nektar dipelukan sejak awal sebagai sumber energi. Berbeda dengan diptera yang memiliki alat penusuk pada proboscisnya, parasitoid termasuk dalam ordo Hymenopteratidak dapat menembus kulit puparium.cairan hemolom diperoleh dari rembesan yang keluar waktu menusukan ovipositor ke dalam pupa lalat (Stireman, et al., 2006).
Sebagian besar parasitoid adalah anggota dari ordo hymenoptera meskipun parasitoid juga banyak dari ordo diptera, dan sebagian kecil juga ditemukan pada ordo Stresiptera. Ordo hymenoptera memilki keanekaragaman yang sangat tinggi, dengan 20.000 – 25.000 spesies, sekitar 80% spesies parasitoid termasuk dalam ordo hymenoptera yang umumnya berlimpah pada ekosistem daratan.
Ada tiga bentuk partenogenesis yang dijumpai pada parasitoid, yaitu thelyotoky (semua keturunannya betina diploid tanpa induk jantan), deuterotoky (keturunannya sebagian besar betina diploid yang tidak mempunyai induk jantan dan jarang ditemukan jantan haploid), dan arrhenotoky (keturunan jantan haploid tidak mempunyai induk jantan, dan keturunan betinanya berasal dari induk betina dan jantan (diploid). Parasitoid dianggap lebih baik daripada pemangsa sebagai agen pengendali hayati. Analisis terhadap introduksi musuh alami ke Amerika serikat menunjukkan bahwa keberhasilan penggunaan parasitoid dalam pengendalian hayati mencapai dua kali lebih besar daripada pemangsa.
Baca Juga : Penjelasan Macam-Macam Pekembangbiakan Makhluk Hidup
Spesies Insecta Parasit
Pinjal adalah adalah jenis serangga yang masuk dalam ordo Siphonaptera yang secara morfologis berbentuk pipih lateral dibanding dengan kutu manusia (Anoplura) yang berbentuk pipih, tetapi rata atau horizontal khas, yakni berbentuk pipih horizontal, tidak bersayap, tanpa mata majemuk, memiliki dua oseli, antena pendek tetapi kuat, alat-alat mulut dimodifikasi dalam bentuk menusuk dan menghisap, bagian ekstrnal tubuh memiliki struktur seperti sisir dan duri-duri, bersifat ektoparasit pada hewan-hewan berdarah panas. Pinjal mempunyai panjang 1,5 – 4,0 mm, yang jantan biasanya lebih kecil dari yang betina.
Pinjal merupakan salah satu parasit yang paling sering ditemui pada hewan kesayangan baik anjing maupun kucing. Meskipun ukurannya yang kecil dan kadang tidak disadari pemilik hewan karena tidak menyebabkan gangguan kesehatan hewan yang serius, namun perlu diperhatikan bahwa dalam jumlah besar kutu dapat mengakibatkan kerusakan kulit yang parah bahkan menjadi vektor pembawa penyakit tertentu. Pinjal termasuk ordo Siphonaptera yang mulanya dikenal sebagai ordo Aphniptera. Terdapat sekitar 3000 spesies pinjal yang masuk ke dalam 200 genus. Sekarang ini baru 200 spesies pinjal yang telah diidentifikasi (Zentko, 1997). Seringkali orang tidak dapat membedakan antara kutu dan pinjal.
Pinjal juga merupakan serangga ektoparasit yang hidup pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya terutama hewan peliharaan seperti kucing, dan anjing, juga hewan lainnya seperti tikus, unggas bahkan kelelawar dan hewan berkantung (Soviana dkk, 2003). Gigitan pinjal ini dapat menimbulkan rasa gatal yang hebat kemudian berlanjut hingga menjadi radang kulit yang disebut flea bites dermatitis. Selain akibat gigitannya, kotoran dan saliva pinjal pun dapat berbahaya karena dapat menyebabkan radang kulit (Zentko, 1997).
Pinjal masuk ke dalam ordo Siphonaptera yang pada mulanya dikenal sebagai ordo Aphniptera. Ordo Siphonaptera terdiri atas tiga super famili yaitu Pulicoidea, Copysyllodea dan Ceratophylloidea. Ketiga super famili ini terbagi menjadi Sembilan famili yaitu Pulicidae, Rophalopsyllidae, Hystrichopsyllidae, Pyglopsyllidae, Stephanocircidae, Macropsyllidae, Ischnopsyllidae dan Ceratophillidae. Dari semua famili dalam ordo Siphonaptera paling penting dalam bidang kesehatan hewan adalah famili Pulicidae (Susanti,2001).
Pinjal diklasifikasikan ke dalam:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Klasis : Insecta
Ordo : Siphonoptera
Baca Juga : Otak Manusia
Pinjal berukuran kecil dengan panjang 1,5-3,3 mm dan bergerak cepat. Biasanya berwarna gelap (misalnya, cokelat kemerahan untuk kutu kucing). Pinjal merupakan serangga bersayap dengan bagian-bagian mulut seperti tabung yang digunakan untuk menghisap darah host mereka. Kaki pinjal berukuran panjang, sepasang kaki belakangnya digunakan untuk melompat (secara vertikal sampai 7 inch (18 cm); horizontal 13 inch (33 cm)).
Pinjal merupakan kutu pelompat terbaik diantara kelompoknya. Tubuh pinjal bersifat lateral dikompresi yang memudahkan mereka untuk bergerak di antara rambut-rambut atau bulu di tubuh inang. Kulit tubuhnya keras, ditutupi oleh banyak bulu dan duri pendek yang mengarah ke belakang, dimana bulu dan duri ini memudahkan pergerakan mereka pada hostnya.
Jenis-Jenis Pinjal
- Pinjal Kucing (Ctenocephalides Felis)
- Klasifikasi
- Domain : Eukaryota
- Kingdom : Animalia
- Phylum : Arthropoda
- Class : Insecta
- Ordo : Siphonaptera
- Family : Pulicidae
- Genus : Ctenocephalides
- Species : C. Felis
- Ciri-Ciri Pinjal Kucing
- Tidak bersayap, memiliki tungkai panjang, dan koksa-koksa sangat besar.
- Tubuh gepeng di sebelah lateral dilengkapi banyak duri yang mengarah ke belakang dan rambut keras.
- Sungut pendek dan terletak dalam lekuk-lekuk di dalam kepala.
- Bagian mulut tipe penghisap dengan 3 stilet penusuk.
- Metamorfosis sempurna (telur-larva-pupa-imago).
- Telur tidak berperekat, abdomen terdiri dari 10 ruas.
- Larva tidak bertungkai kecil, dan keputihan.
- Memiliki 2 ktinidia baik genal maupun pronatal.
- Perbedaan Jantan Dan Betina
- Jantan : tubuh punya ujung posterior seperti tombak yang mengarah ke atas, antena lebih panjang dari betina.
- Betina : tubuh berakhir bulat, antena lebih pendek dari jantan.
- Pinjal Anjing (Ctenocephalides Canis)
Klasifikasi :
- Domain : Eukaryota
- Kingdom : Animalia
- Phylum : Arthropoda
- Class : Insecta
- Ordo : Siphonaptera
- Family : Pulicidae
- Genus : Ctenocephalides
- Species : C. Canis
Pinjal pada anjing bersifat mengganggu karena dapat menyebarkan Dipylidium caninum. Mereka biasanya ditemukan di Eropa. Meskipun mereka memakan darah anjing dan kucing, mereka kadang-kadang menggigit manusia. Mereka dapat hidup tanpa makanan selama beberapa bulan, tetapi spesies betina harus memakan darah terlebih dahulu sebelum menghasilkan telur.
Baca Juga : Penjelasan Macam-Macam Gerak Pada Tumbuhan
- Pinjal Manusia (Pulex Irritans)
Klasifikasi :
- Kingdom : Animalia
- Phylum : Arthropoda
- Class : Insecta
- Ordo : Siphonaptera
- Family : Pulicidae
- Subfamily : Pulicinae
- Genus : Pulex
- Species : P. Irritans
Spesies ini banyak menggigit spesies mamalia dan burung, termasuk yang jinak. Ini telah ditemukan pada anjing liar, monyet di penangkaran, kucing rumah, ayam hitam dan tikus Norwegia, tikus liar, babi, kelelawar, dan spesies lainnya. Pinjal spesies in ini juga dapat menjadi inang antara untuk cestode, Dipylidium caninum.
- Pinjal Tikus Utara (Nosopsyllus Fasciatus)
Klasifikasi :
- Domain : Eukaryota
- Kingdom : Animalia
- Phylum : Arthropoda
- Class : Insecta
- Ordo : Siphonaptera
- Family : Ceratophyllidae
- Genus : Nosopsyllus
- Species : N. Fasciatus
Fasciatus Nosopsyllus memiliki tubuh memanjang, panjangnya 3 hingga 4 mm. Memiliki pronotal ctenidium dengan 18-20 duri tapi tidak memiliki ctenidium genal. Pinjal tikus utara memiliki mata dan sederet tiga setae di bawah kepala. Kedua jenis kelamin memiliki tuberkulum menonjol di bagian depan kepala. Tulang paha belakang memiliki 3-4 bulu pada permukaan bagian dalam.
- Pinjal Tikus Oriental (Xenopsylla Cheopis)
Klasifikasi :
- Domain : Eukaryota
- Kingdom : Animalia
- Phylum : Arthropoda
- Class : Insecta
- Ordo : Siphonaptera
- Family : Pulicidae
- Genus : Xenopsylla
- Species : X. Cheopis
Xenopsylla cheopis adalah parasit dari hewan pengerat, terutama dari genus Rattus, dan merupakan dasar vektor untuk penyakit pes dan murine tifus. Hal ini terjadi ketika pinjal menggigit hewan pengerat yang terinfeksi, dan kemudian menggigit manusia. Pinjal tikus oriental terkenal memberikan kontribusi bagi Black Death.
Baca Juga : Sistem Integumen Pada Ikan Beserta Penjelasannya
Siklus Hidup
Siklus hidup pinjal terdiri dari 4 tahapan, yaitu :
- Tahap Telur
Seekor kutu betina dapat bertelur 50 telur per hari di hewan peliharaan. Telurnya tidak lengket, mereka mudah jatuh dari hewan peliharaan dan menetas dalam dua atau lima hari. Seekor betina dapat bertelur sekitar 1.500 telur di dalam hidupnya.
- Tahap Larva
Setelah menetas, larva akan menghindar dari sinar ke daerah yang gelap sekitar rumah dan makan dari kotoran kutu loncat (darah kering yang dikeluarkan dari kutu loncat). Larva akan tumbuh, ganti kulit dua kali dan membuat kepompong dimana mereka tumbuh menjadi pupa.
- Tahap Pupa
Lama tahap ini rata-rata 8 sampai 9 hari. Tergantung dari kondisi cuaca, ledakan populasi biasanya terjadi 5 sampai 6 minggu setelah cuaca mulai hangat. Pupa tahap yang paling tahan dalam lingkungan dan dapat terus tidak aktif sampai satu tahun.
- Tahap Dewasa
Kutu loncat dewasa keluar dari kepompong nya waktu mereka merasa hangat, getaran dan karbon dioksida yang menandakan ada host di sekitarnya. Setelah mereka loncat ke host, kutu dewasa akan kawin dan memulai siklus baru.
Umur rata-rata pinjal sekitar 6 minggu, tetapi pada kondisi tertentu dapat berumur hingga 1 tahun. Pinjal betina bertelur 20-28 buah/hari. Selama hidupnya seekor pinjal bisa menghasilkan telur hingga 800 buah. Telur bisa saja jatuh dari tubuh kucing dan menetas menjadi larva di retakan lantai atau celah kandang. Pertumbuhan larva menjadi pupa kemudian berkembang jadi pinjal dewasa bervariasi antara 20-120 hari.
Habitat Pinjal
Adapun tempat atau habitat yang biasa terdapat hewan yang disebut Flea (pinjal) adalah sebagai berikut:
- Tumbuhan Flea biasa tinggal di sekitar area yang dipenuhi oleh tumbuhan atau tanaman kecil karena Flea memenuhi kebutuhan hidupnya di tempat itu yakni memakan cairan tumbuhan.
- Hewan (anjing atau kucing) Selain hidup di tumbuhan, biasanya Flea juga hidup di tempat yang berbulu atau berambut seperti pada bulu anjing maupun bulu kucing.
- Benda / perabot rumah yang berbulu atau berambut Flea juga biasa berkembang biak pada benda atau perabotan rumah yang berbulu atau berambul seperti kasur, selimut atau karpet.
Pengaruh Pinjal terhadap Kesehatan
Secara kasat mata pinjal agak sulit ditemui bila jumlah populasinya sedikit, namun dapat dikenali dari kotorannya yang menempel pada bulu. Kotoran kutu berwarna hitam yang sebenarnya merupakan darah kering yang dibuang kutu dewasa. Pinjal yang menghisap darah inang juga menimbulkan rasa sangat gatal karena ludah yang mengandung zat sejenis histamine dan mengiritasi kulit. Akibatnya hewan terlihat sering menggaruk maupun mengigit daerah yang gatal terutama di daerah ekor, selangkangan dan punggung.
Pinjal juga dapat menimbulkan alergi oleh karena reaksi hipersensitivitas terhadap antigen ludah pinjal. Pada anjing sering ditandai dengan gigitan secara berlebihan sehingga dapat mengakibatkan bulu rontok dan peradangan pada kulit. Kasus flea allergy bervariasi tergantung kondisi cuaca terutama terjadi pada musim panas dimana populasi kutu meningkat tajam.
Penyakit yang berhubungan dengan pinjal yaitu pes. Vektor pes adalah pinjal. Di Indonesia saat ini ada 4 jenis pinjal yaitu: Xenopsylla cheopis, Culex iritans, Neopsylla sondaica, dan Stivalus cognatus. Reservoir utama dari penyakit pes adalah hewan-hewan rodent (tikus, kelinci). Kucing di Amerika juga pada bajing.
Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent. Kuman-kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit,dapat ditularkan ke hewan lain atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang mengandung kuman pes tadi, dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan.
Pada no.1 s/d 5, penularan pes melalui gigitan pinjal akan mengakibatkan pes bubo. Pes bubo dapat berlanjut menjadi pes paru-paru (sekunder pes). Selain pes, pinjal bisa menjadi vektor penyakit-penyakit manusia, seperti murine typhus yang dipindahkan dari tikus ke manusia. Disamping itu pinjal bisa berfungsi sebagai penjamu perantara untuk beberapa jenis cacing pita anjing dan tikus, yang kadang kadang juga bisa menginfeksi manusia.Selain pada manusia pinjal juga dapat mempengaruhi kesehatan hewan peliharaan seperti di bawah ini :
Baca Juga : Proses Pembentukan Tulang Beserta Penjelasannya
- Flea Allergy Dermatitis (FAD). Penyakit kulit alergi pinjal. Waktu seekor kutu menggigit hewan peliharaan, ia memasukan ludah ke dalam kulit. Hewan peliharaan mendevelop reaksi alergi terhadap ludah/saliva (FAD) yang menyebabkan rasa gatal yang amat gatal. Tidak saja hewan peliharaan akan menggaruk atau mengigit-gigit berlebihan di daerah ekor, selangkangan atau punggung, jendolan juga akan muncul di sekitar leher dan punggung.
- Cacing Pita; Dipylidium canium. Cacing pita (tapeworm) disalurkan oleh pinjal pada tahap larva waktu makan di lingkungan hewan peliharaan. Telur-telur tumbuh di dalam kehidupan yang tidak aktif dalam perkembangan pinjal ini. Jika pinjal ini di ingested oleh hewan peliharaan waktu digrooming, cacing pita dan terus menerus berkembang menjadi cacing dewasa di usus hewan peliharaan.
- Anemia; terjadi pada yang muda, yang tua atau pun yang sakit jika terlalu banyak kutu loncat yang menghisap darahnya. Gejala anemia termasuk, gusi pucat, lemas dan lesu pada hewan peliharaan.
Pencegahan dan Pengendalian Pinjal
Langkah-langkah di bawah ini dapat dilakukan untuk mencegah keberadaan pinjal yaitu :
- Menyedot Menggunakan Vaccum
Seringlah menyedot di daerah dimana saja hewan peliharaan kunjungi, khususnya di mobil jika sering berpergian, daerah berkarpet, dan perabotan yang sering dikunjungi oleh hewan peliharaan supaya semua kutu termasuk telur, dan pupanya dibersihkan sebanyak mungkin.
Cucilah tempat tidur hewan peliharaan, kasur, selimut dan barang lainnya dengan air panas jika memungkinkan.
Ada beberapa macam spray/semprotan yang tersedia yang bertujuan membunuh kutu loncat di lingkungan sekitarnya.
Mengendalikan populasi tikus di daerah pedesaan dan perkotaan melalui sanitasi lingkungan, pengelolaan sampah yang baik, dan memperbaiki sanitasi lingkungan yang rusak yang dapat dijadikan sebagai sarang tikus (Evy Nur Hidayah, 2012).
Untuk mencegah penyebaran penyebaran penyakit yang disebabkan oleh pinjal maka perlu dilakukan tindakan pengendalian terhadap arthopoda tersebut. Upaya yang dapat dilakukan, antara lain melalui penggunaan insektisida, dalm hal ini DDT, Diazinon 2% dan Malathion 5% penggunan repllent (misalnya, diethyl toluamide dan benzyl benzoate) dan pengendalian terhadap hewan pengerat (rodent).
Demikianlah pembahasan mengenai Penjelasan Insecta ( Serangga ) Beserta Ciri, Klasifikasi Dan Peranannya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂