Pendidikan

Konservasi Insitu dan Eksitu – Pengertian, Contoh, Perbedaan

Konservasi Insitu dan Exsitu – Pengertian, Contoh, Perbedaan & Gambar – Untuk pembahasan kali ini kita akan mengulas tentang Insitu dan Keluar yang dalam hal ini meliputi definisi, contoh, perbedaan dan gambar, nah untuk lebih memahami dan memahaminya simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Konservasi Insitu-dan-Exsitu

Definisi Konservasi

Konservasi secara harfiah adalah pengawetan atau perlindungan, konservasi berasal dari kata bahasa Inggris Conservation yang artinya pengawetan atau perlindungan.


Sedangkan menurut ilmu lingkungan adalah sebagai berikut:

  1. Upaya efisiensi penggunaan energi, produksi, transmisi atau distribusi yang mengakibatkan pengurangan konsumsi energi di sisi lain memberikan layanan pada tingkat yang sama.
  2. Upaya untuk melindungi dan mengelola secara cermat lingkungan dan sumber daya alam.
  3. ( fisik ) pengelolaan jumlah tertentu yang stabil selama reaksi kimia atau transformasi fisik.
  4. Upaya suaka dan perlindungan lingkungan jangka panjang.
  5. Keyakinan bahwa habitat alami suatu kawasan dapat dikelola sementara keragaman genetik spesies dapat berlangsung dengan menjaga lingkungan alam.

Baca Juga Artikel Terkait : megabiodiversitas adalah


Pengertian insitu adalah upaya pelestarian alam yang dilakukan di habitat aslinya. Sedangkan pengertian Exitus adalah upaya pelestarian alam yang dilakukan di luar habitat aslinya. Dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati dilakukan konservasi Insitu dan Exsitu, karena tujuan konservasi Insitu dan Exsitu adalah untuk mencegah kepunahan spesies yang terancam punah.


Dalam konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia telah diatur dalam UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya dan UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, berdasarkan tiga asas, yaitu tanggung jawab, kelestarian dan kemanfaatan.


Definisi Konservasi Insitu

Konservasi in-situ adalah konservasi tempat atau konservasi sumber daya genetik pada populasi alami tumbuhan atau satwa, misalnya sumber daya genetik hutan pada populasi alami jenis pohon. Ini adalah proses melindungi spesies tanaman atau hewan yang terancam punah di habitat aslinya atau predator. Cara konservasi Insitu adalah dengan mendirikan cagar alam, taman nasional dan suaka margasatwa.


Contoh Kawasan Konservasi Insitu

Berikut adalah beberapa contoh kawasan konservasi insitu, yang terdiri dari:


  1. Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan tempat populasi badak jawa yang baik (BadakTaman nasional ini memiliki banyak hal menarik karena letusan karakata yang terjadi telah menciptakan alam yang indah dan unik.


  1. Taman Nasional Tanjung Puting

Taman Nasional Tanjung Puting

Taman Nasional Tanjung Puting terkenal dengan pusat rehabilitasi orangutannya ( pongo pygmeus). Jenis vegetasi yang dominan di kawasan ini adalah palem, pandan, dan berbagai jenis epifit.

Baca Juga Artikel Terkait : Taman Hutan Raya adalah


  1. Taman Nasional Gunung Gede, Pangrango (Jawa Barat)

Taman Nasional Gunung Gede

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sangat kaya akan flora dan fauna. Edelweis Jawa tumbuh subur di daerah ini. Di taman nasional ini terdapat macan tutul (panther pardus), monyet Jawa, dan siamang.


  1. Taman Nasional Kerinci

Taman Nasional Kerinci

Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan taman nasional terbesar di Indonesia dengan luas sekitar 15.000 km2. Taman nasional ini merupakan suaka bagi berbagai hewan dan tumbuhan khas Sumatera.


  1. Taman Nasional Komodo

Taman Nasional Komodo

Taman Nasional Komodo didominasi oleh vegetasi savana. Pohon lontar dan beberapa jenis anggrek tumbuh subur di kawasan ini. Sesuai dengan namanya, kawasan ini merupakan tempat hidup komodo.

Baca Juga Artikel Terkait : Hutan Cagar Alam


  1. Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional Gunung Leuser

Taman nasional ini merupakan taman nasional penting di kawasan Asia Tenggara. Luas wilayahnya sekitar 9.500 km. Kawasan ini merupakan suaka bagi 1.000 spesies tumbuhan dan 4.000 spesies hewan yang dikelompokkan sebagai hewan Malesia bagian barat.


Definisi Konservasi Exsitu

Konservasi ex-situ adalah konservasi yang melindungi spesies tanaman dan hewan yang terancam punah dengan mengambilnya dari habitat yang tidak aman atau terancam dengan menempatkannya di bawah perlindungan manusia. Metode konservasi keluar adalah dengan mendirikan taman safari, kebun binatang, kebun raya dan kebun koleksi.


Contoh Kawasan Konservasi Exsitu

Berikut adalah beberapa contoh kawasan konservasi ex-situ, yang terdiri dari:


Kebun Raya

Pernah dengar Kebun Raya Bogor di Jawa Barat, Kebun Raya Bedugal di Bali atau Kebun Raya Jantho? Kebun raya merupakan upaya untuk melestarikan sumber daya alam ex situ.


Kebun Plasma Nutfah

Kebun plasma nutfah merupakan kebun koleksi untuk pengembangan plasma nutfah unggul. Di Indonesia, kebun seperti ini masih sangat langka dan baru dirintis oleh lembaga ilmiah.

Baca Juga Artikel Terkait : 10 Pengertian dan Pemanfaatan Hutan Produksi


Taman Koleksi

Taman koleksi merupakan taman yang berisi berbagai jenis bibit tanaman yang selanjutnya akan dipelihara dan dikembangkan dalam kondisi hidup.


Taman Nasional Wasur

Taman Nasional Wasur terletak di Kabupaten Merauke 04′– 09º 07′ Lintang Selatan. Taman Nasional Wasur terletak di bagian tenggara Pulau Papua. Wasur sebenarnya adalah nama salah satu desa di dalam taman nasional yang berasal dari kata Waisol yang dalam bahasa Marori berarti taman. Kawasan taman nasional Wasur sebagian besar tergenang air selama 4-6 bulan dalam setahun, dan merupakan perwakilan dari lahan basah terluas di Papua.


Lahan basah di kawasan ini memiliki peran yang sangat penting, terutama sebagai habitat burung migran. Siklus air adalah pemelihara keseimbangan dan keutuhan habitat. Pada musim kemarau, air surut membentuk rawa-rawa permanen yang dihubungkan satu sama lain oleh parit-parit yang mengalirkan air ke laut. Rawa-rawa di sini mendukung kehidupan makhluk hidup yang hidup di kawasan ini.


Selain flora, Taman Nasional Wasur juga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Diperkirakan terdapat sekitar 80 jenis mamalia dan 399 jenis burung, menjadikannya kawasan terkaya jenis burung di Irian Jaya.

  1. Mamalia: ada 34 jenis dari perkiraan 80 jenis dan 32 diantaranya endemik di Irian Jaya. Mamalia besar asli yang ditemukan di kawasan Taman Nasional Wasur adalah tiga marsupial, yaitu kanguru lapangan (Macropus agilis), kanguru hutan/biasa (Darcopsis veterurn) dan kanguru bus (Thylogale brunii). Karnivora berkantung di kawasan ini adalah musang hutan (Dasyurus spartocus) yang endemik di kawasan Transfly. Mamalia lain termasuk kuskus totol (Spilocuscus maculatus), Petaurus breviceps (dikenal oleh masyarakat setempat sebagai tupai), Dactylopsa trivirgata semuanya terdapat di sekitar hutan pantai, landak Irian bermoncong pendek, tikus marsupial, kucing marsupial, kelelawar dan kalong
  2. Burung: Taman Nasional Wasur memiliki keanekaragaman burung yang tinggi. Tercatat 403 spesies dan 74 diantaranya endemik Irian Jaya dan diperkirakan terdapat 114 spesies yang dilindungi. Jenis burung tersebut antara lain adalah garuda Irian (Aquita gunisyei), Cendrawasih (Paradisea apoda novaguineae), Kakatua (Cacatua sp), mambruk (Mahkota Merpati), Kasuari (Cassowary), Elang (Circus sp), Alap-Alap (Accipiter sp), cendawan (Ailuroedus sp), tetengket (Alcedo sp), belibis (Anas sp), dan bangau (Ardea sp).
  3. Reptilia Tercatat 21 jenis reptilia yaitu 2 jenis buaya (Crocodylus prosus dan Crocodylus novaguineae), 3 jenis biawak (Varanus sp), 4 jenis kura-kura, 5 jenis biawak (Mabouya sp), 8 jenis ular (Candoidae, Liasis, Phyton ) dan 1 jenis bunglon (Calotus millionitas). Sedangkan jenis katak yang terdata hanya 3 jenis, yaitu katak pohon (Hylla crureelea), katak pohon Irian (Litoria infrafrenata) dan katak hijau (Rana macrodon).
  4. Ikan: Kawasan Taman Nasional Wasur merupakan lahan basah yang luas, di mana banyak kehidupan air merupakan komponen penting dari keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Di kawasan ini terdapat 39 jenis ikan dari 72 jenis yang diperkirakan masih ada, dan 32 jenis diantaranya terdapat di danau Rawa Biru dan 7 jenis terdapat di sungai Maro. Banyak spesies ikan yang unik di kawasan ini seperti Scleropages jardinii, Cochlefelis, Doiichthys, Nedystoma, Tetranesodon, Iriatherina dan Kiunga. Selain itu, terdapat pula jenis ikan lain seperti Oxyeleotris firnbriata, Glassornia aprian, Ambassis, dan Arius, serta ikan kakap (Lates calcarifer) yang penting bagi perekonomian masyarakat sekitar.
  5. Serangga: Informasi jenis-jenis serangga di kawasan Taman Nasional Wasur masih belum banyak tersedia, namun tercatat sebanyak 48 spesies antara lain rayap (Tumulitermis.sp dan Protocapritermis sp), kupu-kupu (Ornithopera priamus), dan semut ( Fomicidae, Nyptalidae) , Pieridae).

Baca Juga Artikel Terkait : Pengertian, Proses Terjadinya dan Jenis-Jenis Hutan di Indonesia


Perbedaan antara Konservasi Insitu dan Exsitu

Berikut perbedaan konservasi in-situ dan ex-situ, yang terdiri dari:

  • Pelestarian in-situ adalah pelestarian di habitat aslinya
  • Konservasi ex-situ adalah pelestarian di luar habitatnya
  • Konservasi insitu melalui konservasi cagar alam, cagar biosfer, dan suaka margasatwa
  • Konservasi ex situ melalui konservasi kebun koleksi, kebun raya, taman safari, plasma nutfah dan kebun binatang.

Demikianlah pembahasan mengenai Konservasi Insitu dan Exsitu – Pengertian, Contoh, Perbedaan & Gambar Semoga ulasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

| |
Back to top button