Lansia Adalah – Pengertian, Makalah, Klasifikasi Dan Kesehatan
Masa Tua
Lansia Adalah – Pengertian, Makalah, Klasifikasi Dan Kesehatan – Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun.
Pengertian Masa Tua (Lanjut Usia)
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua :
Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni :
Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuk lansia
Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun
Baca Juga: Norma Adalah
Pengertian Lansia
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuaan normal, seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan acaman bagi integritas orang usia lanjut.
Belum lagi mereka harus berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukup besar untuk dapat menyikapi secara bijak (Soejono, 2000). Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua adalah fase akhir dari rentangkehidupan.
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).
Pengertian lansia (lanjut usia) menurut UU no 4 tahun 1965 adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000) sedangkan menuru UU no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999). Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).
Baca Juga: Pengertian Mediasi Menurut Para Ahli
- (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999).
Lansia (lanjut usia) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat.
- (Suara Pembaharuan 14 Maret 1997)
Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri. Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputuan serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Akan tetapi di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda (Suara Pembaharuan 14 Maret 1997).
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terusmenerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis,fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuantubuh secara keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagaigejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul keriput, rambutmenjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah,gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perutdan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif sepertisuka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerimaide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usiatersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas sertamenjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.
Baca Juga: Pengertian Etika/Etiket Dan Etiket/Etika Di Dalam Bekomunikasi Beserta Contohnya
Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu young old “65-74 tahun”, middle old “75-84 tahun” dan old old “lebih dari 85 tahun”.
Lansia adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun, selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun “young old”, 75-80 tahun “old” dan lebih dari 80 tahun “very old”.
- Menurut UU No. 13 Tahun 1998
Lansia merupakan seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
Lansia merupakan pria dan wanita yang telah mencapai usia 60-74 tahun.
Seseorang dikatakan masuk usia lansia jika usianya telah mencapai 65 tahun ke atas.
Lansia merupakan keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.
- Menurut Potter & Perry, 2009
Setiap orang menua dengan cara yang berbeda-beda, berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia adalah unik, oleh karena itu perawat harus memberikan pendekatan yang berbeda antara satu lansia dengan lansia lainnya.
- Menurut Dra. Jos Masdani “Psikolog UI”
Terdapat empat fase yaitu:
Pertama “fase inventus” ialah 25-40 tahun.
Kedua “fase virilities” ialah 40-55 tahun.
Ketiga “fase presenium” ialah 55-65 tahun.
Dan keempat “fase senium” ialah 65 hingga tutup usia.
Ciri-Ciri Perubahan Fisik Pada Lansia
Adapun perubahan tersebut yang antara lain seperti:
- Perubahan pada sistem pernafasan.
- Perubahan pada pendengaran.
- Perubahan pada penglihatan.
- Perubahan pada indera pengecap, pembau dan peraba.
- Perubahan pada sistem syaraf.
- Perubahan sistem kardiovaskuler.
- Sistem genito urinaria.
- Sistem endokrin/metabolik.
- Sistem pencernaan.
- Sistem muskoleskeletal.
- Sistem kulit dan jaringan ikat.
- Sistem reproduksi dan kegiatan seksual.
Baca Juga: Cara Proses Pengendalian Sosial Beserta Contohnya Lengkap
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :
- Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
- Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.
- Menua membutuhkan perubahan peran.
- Penyesuaian yang buruk pada lansia.
- Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Periode selama usia lanjut ketika kemunduran fisik dan mental terjadi secara perlahan dan bertahap dan pada waktu kompensasi terhadap penurunan ini dapat dilakukan , dikenal sebagai ‘’senescence’’yaitu masa proses menjadi tua.
Istilah ‘keuzuran’’(sinelity) digunakan untuk mengacu pada periode waktu selama usia lanjut apabila kemunduran fisik telah terjadi disorganisasi mental. Seseorang yang menjadi eksentrik, kurang perhatian,dan terasing secara sosial, maka penyesuaian dirinya pun buruk biasanya disebut ‘’uzur’’. Sikap tidak senang terhadap diri sndiri , orang lain, pekerjaan, dan kehidupan pada umumnya dapat menuju keadaan uzur , karena terjadi perubahan pada lapisan otak. Akibatnya, orang menurun secara fisik dan mental akan segera mati.
- Orang lanjut mempunyai status kelompok minoritas
Status kelompok orang minoritas ini terjadi sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang usia lanjutdan diperkuat oleh klise yang tidak menyenangkan tentang mereka.
Kelompok orang usia lanjut disebut sebagai warga Negara kelas dua, yang hidup dengan status bertahan dan mempunyai efek penting terhadap pribadi dan penyesuaian sosial penting. Jika kalau orang orang usia lanjut dikorbankan dalam beberapa hal mereka sesungghnya merupakan korban.
Karena keadaan yang sakit sakitan, kesepian, dan terror yang mengancamnya membuat mereka mudah menjadi mangsa para tukang obat, khusus nya mereka yang terserang penyakit. Sifat seperti ini merupakan sifat tamak, sehingga menimbulkan reaksi yang tidak simpatik terhadap sifat tamak mereka. Ini semua merupakan penipuan besar yang diatur secara licik.
- Menua membutuhkan perubahan peran
Hal ini mengakibatkan pengurangan jumlah kegitan yang dapat dilakukan oleh orang usia lanjut, dank arena nya perlu mengubah berbagai peran yang masih dilakukan atas dasar keinginan seseorang, jadi bukan atas dasar tekanan yang datang dari kelompok sosial. Tetapi pada kenyataan nya pengurangan dan perubahan peran ini banyak terjadi karena tekanan sosial.
Karena sikap sosial yang tidak menyenagkan bagi kaum usia lanjut, pujian yang mereka hasilkan dihubungkan dengan peran usia tua bukan dengan keberhasilan mereka. Perasaan tidak berguna dan tidak diperlukan lagi bagi orang yang berusia lanjut menbumbuhkan rasa rendah diri dan kemarahan, yaitu perasaan yang tidak menunjang proses penyesuaian sosial seseorang. Busse dan Pfeifer mengatakan ‘’adalah hal yang sulit untuk mempertahankan identitas positif seseorang jika tiang tiang yang diperlukan untuk identitas peran seseorang telah hilang.
Orang usia lanjut secara tidak proporsional menjadi subjek bagi masalah emosional dan mental yang berat. Insiden psikopatologi timbul seiring dengan bertambahnya usia. Gangguan fungsional keadaan depresi dan paranoid terus bertambah sama sepeti penyakit otak setelah berusia 60 tahun. Kasus bunuh diri juga meningkat seiring dengan usia, dan jumlah kasus bunuh diri paling sering dilakukan oleh pria kulit putih.
Baca Juga: Pranata Agama adalah
Karakteristik Masa Tua
Menurut Butler dan Lewis (1983) serta Aiken (1989) terdapat berbagai karakteristik lansia yang bersifat positif. Beberapa di antaranya adalah:
- Keinginan untuk meninggalkan warisan
- Fungsi sebagai seseorang yang dituakan
- Kelekatan dengan objek-objek yang dikenal
- Perasaan tentang siklus kehidupan
- Kreativitas
- Rasa ingin tahu dan kejutan (surprise)
- Perasaan tentang penyempurnaan atau pemenuhan kehidupan, dll.
Dukungan Terhadap Orang Yang Terlibat Merawat Lansia
Studi-studi tentang dukungan keluarga telah mengkonseptualisasikan dukungan sosial sebagai koping keluarga (Friedman, 1985: Stez et al, 1986 dalam Friedman, 1998). Dukungan sosial keluarga merupakan bantuan penting guna membantu keluarga yang sedang mengalami kondisi tertentu yang berkaitan dengan masalah yang akan muncul dalam keluarga. Dukungan sosial keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dan lingkungan sosialnya (Friedman, Bowden & Jones, 2003).
Dukungan keluarga dalam kapasitas perkembangan keluarga adalah bertujuan untuk mengatur dan mengatasi adanya periode krisis dan adanya kondisi stres kronik dalam keluarga (Kaakinen et al., 2010). Selanjutnya Kaakinen menyatakan bahwa kondisi ini dapat berkontribusi dan mempengaruhi kesejahteraan anggota keluarga. Hasil penelitian MaZumdar (2004) pada lansia yang tinggal dengan anak-anaknya menyatakan bahwa 71,5% lansia dengan kondisi kesehatan yang baik. Peningkatan kesehatan dan kesejahteraan lansia yang tinggal dengan keluarga dipengaruhi dukungan yang kuat dari keluarga.
Dukungan keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan akan berbeda dalam tahap-tahap siklus kehidupan manusia. Dalam setiap tahap siklus kehidupan, dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi denga berbagai hal dan akibatnya adalah meningkatnya kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, Bowden & Jones, 2003). Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan keluarga yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari penyakit, dan untuk kalangan kaum tua atau lansia dapat meningkatkan fungsi kognitif, fungsi fisik dan menunjang kesehatan emosi (Ryan & Austin, 1989 dalam Friedman, Bowden & Jones, 2003).
Penelitian yang dilakukan oleh Lam dan Boey (2004) menyatakan bahwa 24,7% lansia mengalami gangguan kesehatan mental dan 29,7% mengalami depresi. Kondisi yang dialami oleh lansia berhubungan dengan kondisi lansia meliputi lingkungan tempat tinggal lansia, ketersediaan pemberi bantuan atau pemberi pelayanan pada lansia dan kurangnya dukungan keluarga pada lansia.
Menurut Caplan (1976 dalam Friedman, Bowden & Jones, 2003) bahwa keluarga memiliki fungsi pendukung. Fungsi dukungan tersebut meliputi dukungan informasional dimana keluarga berfungsi sebagai pencari dan dan menyampaikan informasi, dukungan emosional dimana keluarga berfungsi membantu dalam penguasaan emosional, dukungan kongkrit yang berupa dukungan langsung termasuk bantuan finansial, dukungan untuk perawatan anak, perawatan fisik lansia, berbelanja dan melakukan tugas rumah tangga dan dukungan penghargaan dimana keluarga memberikan umpan balik pada anggota keluarga. Dukungan keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dan lingkungan sosial (Kaakinen et al., 2010).
Baca Juga: Penjelasan Macam-Macam Konflik Sosial Menurut Para Ahli
Didefinisikan sebagai pertukaran informasi pada tingkat interpersonal yang memberikan dukungan emosional, dukungan harga diri, dukungan jaringan, dukungan penilaian dan dukungan atruistic. Dukungan sosial yang dievaluasi oleh individu dan manfaat supportif saat dievaluasi oleh individu atau keluarga (Friedman, Bowden & Jones, 2003).
Secara umum dapat diterima bahwa orang yang hidup dalam lingkungan yang bersifat supportif, kondisinya jauh lebih baik daripada yang tidak memiliki keuntungan ini. Secara lebih spesifik dinyatakan bahwa dukungan sosial dianggap dapat melemahkan kesehatan mental individu dan keluarga (Friedman, 1998).
Bahaya-Bahaya Pada Masa Usia Lanjut
Pada beberapa waktu disepanjang kehidupan seseorang terdapat bahaya serius yang lebih potensial sehingga proses penyesuaian pribadi dan social tidak dapat dilakukan secara baik pada usia lanjut. Sebagian dari masalah ini disebabkan oleh karena menurunnya kemampuan mental orang yang berusia lanjut lebih mudah diserang oleh bahaya potensial dibandingkan pada usia sebelumnya.
Seluruh bahaya yang bersifat umum terhadap kesehatan fisik pada usia muda tidak hanya menyerang orang berusia lanjut tetapi proporsi pengaruhnya terhadap individual lebih besar.
Tanda tanda bahaya fisik yang umum pada usia lanjut antara lain sebagai berikut :
- Penyakit dan hambatan fisik
Orang berusia lanjut biasanya banyak terserang gangguan sirkulasi darah, gangguan dalam system metabolisme, gangguan yan g melibatkan mental, gangguan pada persendian penyakit tumor baik yang tidak berbahaya maupun yang menular, sakit jantung, remtik,encok, pandangan dan pendengaran berkurang, tekanan darah tinggi, kondisi mental, dan saraf tergannggu.
Penyakit kurang gizi pada usia lanjut lebih banyak disebabkan oleh factor pengaruh psikologi disbanding sebab ekonomi. Pengarug psikologi yang terbesar adalah hilangnya selera karena rasa takut dan depresi mental, tidak ingin makan sendirian, dan tidak ingin makan karena merasa curiga senbelumnya. Bahkan pada waktu makanan yang dikonsumsi kurang bermutu dan kurang jumlahnya, banyak orang berusia lanjut yang tidak memperoleh gizi cukup dari makanannya, karena tidak diserap tubuh yang disebabkan oleh gangguan system kelenjar endokrin yang tidak berfungsi seperti dahulu.
- Mengendurnya kemampuan social
Hilangnya kemampuan social atau sikap yang tidak menyenangkan hubungan seksualpada usia lanjut banyak mempengaruhi orang usia lanjut seperti halnya kehilangan emosi yang mempengaruhi anak kecil. Orang yang kehidupan perkawinannya bahagia dapatmenyebabkan hidupnya lebih sehat dan lebih lama dibandingkan pasangan, atau mereka yang kehidupan seksualnya tidak aktif.
Orang yang berusia lanjut biasanya lebih mudah terkena kecelakaan dibandingkan orang yang lebih muda. Bahkan walaupun kecelakaan ini tidak fatal, dapat menyebabkan seseorang yang berusia lanjut dapat jatuh, karena mungkin disebabkan oleh gangguan lingkungan atau kepala pusing , kondisi yang lemah, dan gangguan penglihatan merupakan penyebab kecelakaan yang paling umum bagi wanita yang berusia lanjut. Adapun pria berusia lanjut sering memperoleh kecelakaan yang disebabkan karena mengandarai kendaraan atau ditabrak mobil pada saat berjalan.
Baca Juga: 5 Proses Terjadinya Konflik Sosial Menurut Ahlinya
Orang yang berusia lanjut menerima klise tentang kebudayaan.adapun bahaya psikologis yaitu pertama, mereka menerima kepercayaan tradisional dan pendapat klise tentang kebudayaan dari suatu usia. Yang kedua, perasaan rendah diri dan tidak enak yang dating bersamaan dengan perubahan perubahan fisik. Perubahan dalam pola kehidupan, bahya psikologis yang ktiga adalah usia lanjut perlu menetapkan pola hidup yang berbeda dengan keadaan masa lalu dan cocok dengan kondisi usia lanjut.
Bahaya psikologis yang keempat adalah kecurigaan atau realisasi bahwa penurunan mental sudah mulai terjadi. Bahya psikologis yang kelima, perazsaan bersalah karena mereka tidak bekerja sedang orang lain masih bekerja, bahya psikologis yang keenam, akibat dari kurangnya pendapatan, bahaya psikologis ketujuh, pelepasan berbagai kegiatan social.
Demikianlah pembahasan mengenai Lansia Adalah – Pengertian, Makalah, Klasifikasi Dan Kesehatan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂