lempeng indo australia : Definisi, Sejarah, Batas, Macamnya
lempeng Indo Australia
Untuk pembahasan kali ini kita akan mengulas tentang lempeng indo-australia yang dalam hal ini meliputi pengertian, sejarah dan batas-batasnya, agar anda lebih paham dan paham, simak ulasannya dibawah ini.
Definisi Lempeng Indo-Australia
Lempeng Indo-Australia adalah sebutan untuk 2 lempeng tektonik yang termasuk dalam benua Australia dan lautan sekitarnya yang memanjang ke barat laut hingga anak benua India dan perairan sekitarnya. Lempeng Indo-Australia dibagi lagi menjadi 2 sub lempeng yang kurang aktif di sepanjang perbatasan, yaitu lempeng Australia dan lempeng India yang masing-masing berukuran lebih kecil. Diperkirakan kedua lempeng itu bergabung bersama sekitar 50 hingga 55 juta tahun yang lalu dan sebelum itu, kedua lempeng itu bergerak sendiri-sendiri.
Baca Juga : Tektonik Lempeng
Sejarah Pembentukan Lempeng Indo-Australia
Dahulu kala benua India dan Australia bersatu dalam superbenua Gondwana. Pada awal era Mesozoikum, keduanya dipisahkan oleh sebuah celah. Akhirnya terbentangnya dasar samudra memisahkan benua-benua satu dengan lainnya.
Produk dari kegiatan ini menghasilkan kerak samudera yang relatif lebih muda dibandingkan dengan kerak India dan Australia karena baru terbentuk saat terjadi retakan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya segmentasi lempeng Indo-Australia dimana satu bagian merupakan kerak samudera dan bagian lainnya merupakan kerak benua.
- Kerak samudera adalah Samudera Hindia yang menukik ke arah Indonesia, kerak samudera memiliki susunan batuan utama yaitu Basalt.
- Kerak benua adalah pulau Papua dan daratan Australia yang bergerak ke utara dan kerak benua memiliki komposisi batuan utama yaitu Granit.
Segmentasi ini menyebabkan lempeng yang bergerak menjadi lempeng samudera menuju Indonesia bagian barat sehingga terjadi subduksi. Implikasi dari proses subduksi, menghasilkan rangkaian gunung berapi. Gunung berapi ini menghasilkan bahan tambang seperti pasir, silika dan mineral lainnya.
Selain itu akibat lain dari subduksi terkait pergerakan lempeng akan membentuk cekungan di wilayah Indonesia. Cekungan forearc terbentuk di sepanjang margin vegetal lempeng yang dekat dengan zona subduksi dan terletak di antara busur luar non-vulkanik dan busur dalam vulkanik. Cekungan tersebut dapat menjadi sumber batuan yang kaya akan hidrokarbon.
Sedangkan keberadaan rangkaian gunung berapi menempatkan Indonesia pada kawasan Ring of Fire, sehingga potensi bencana alam berupa letusan gunung berapi sangat tinggi. Tidak hanya itu, Indonesia juga berpotensi gempa karena secara tektonik Indonesia terletak di 3 lempeng aktif.
Baca Juga : 20 Contoh Teks Eksplanasi Beserta Strukturnya
Batas Lempeng Indo – Australia
Bagian timur merupakan batas konvergen dengan lempeng Pasifik yang mensubduksi. Lempeng Pasifik bersubduksi di bawah lempeng Australia dan membentuk parit Kermadec, busur laut Tonga dan Kermadec. Selandia Baru membentang di sepanjang batas tenggara lempeng. Selandia Baru dan Kaledonia Baru adalah ujung selatan dan utara bekas benua Tasmantis yang terpisah dari Australia 85 juta tahun lalu. Bagian tengah Tasmania tenggelam ke laut dan sekarang menjadi lereng Lord Howe.
Bagian selatan berada di atas batas divergen dengan lempeng Antartika, batas barat dibatasi oleh lempeng India yang membentuk perbatasan dengan lempeng Arab di sebelah utara dan lempeng Afrika di selatan. Batas utara lempeng India merupakan batas konvergen dengan lempeng Eurasia yang membentuk Pegunungan Himalaya dan Hindu Kush.
Bagian timur laut membentuk batas subduksi dengan lempeng Eurasia di perbatasan Samudera Hindia dari Bangladesh ke Myanmar (bekas Burma) kemudian ke barat daya pulau Sumatera, hingga Kalimantan di Indonesia. Batas subduksi melalui Indonesia dibelokkan pada garis biogeografis Wallace yang memisahkan fauna asli Asia dan Australia.
Baca Juga : Sedimentasi Adalah
Jenis Batas Pergerakan Lempeng
Ada tiga jenis batas lempeng: konvergen, divergen, dan transformasi.
Terjadi ketika dua lempeng tektonik bergerak saling mengguncang (slide masing-masing),
yaitu, mereka bergerak sejajar tetapi berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberi atau saling tumpang tindih. Batas transformasi ini juga dikenal sebagai kesalahan pergeseran bentuk (mengubah kesalahan).
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberi (pecah). Ketika lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas yang berbeda. Di lempeng samudera, proses ini menyebabkan perluasan dasar laut (penyebaran dasar laut). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (lembah retakan) karena celah antara dua lempeng yang saling menjauh. Lingkar Tengah Atlantik (Punggung Tengah Atlantik) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membentang dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, memisahkan benua Eropa dan Afrika dari Amerika.
Terjadi ketika dua lempeng tektonik tertelan (dikonsumsi) menuju kerak bumi, menyebabkan mereka bergerak saling mendukung satu sama lain (satu slip di bawah yang lain). Daerah tempat lempeng samudera terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudera lainnya disebut zona tunjangan (zona subduksi). Di zona subduksi inilah gempa sering terjadi. Gunung berapi (pegunungan vulkanik) dan parit samudra (palung samudra) juga terbentuk di wilayah ini.
Manfaat Tatanan Lempeng Tektonik Indonesia
Distribusi bahan galian ekonomi di Indonesia tidak merata. Seperti sebaran batuan, sebaran mineral ekonomi sangat dipengaruhi oleh tatanan geologis Indonesia yang kompleks. Berkaitan dengan hal tersebut, upaya penelusuran keberadaan bahan galian ekonomis telah banyak dilakukan oleh masyarakat. Mineral ekonomi adalah mineral dan mineral energi yang memiliki nilai ekonomi.
Mineral logam yang termasuk golongan ini adalah tembaga, besi, emas, perak, timah, nikel dan aluminium. Mineral non logam yang termasuk golongan ini adalah fosfat, mika, belerang, fluorit, mangan. Bahan galian industri adalah bahan baku mineral dan bahan penolong dalam industri, misalnya feldspar, ziolit, diatomea. Mineral energi adalah minyak, gas dan batu bara lainnya atau mengandung bituminous. Belakangan panas bumi dan uranium juga dimasukkan dalam kelompok ini, meskipun cara pembentukannya berbeda. (Sudrajat, 1999).
Baca Juga : Lima Indera
Kehadiran Mineral Logam
Pembentukan mineral logam erat kaitannya dengan aktivitas magmatisme dan vulkanisme, pada proses magmatisme akhir, pada suhu sekitar 200oC. Westerveld (1952) menerbitkan peta jalur aktivitas magmatik.
Dari peta tersebut dapat diperkirakan kemungkinan adanya mineral logam dasar yang pembentukannya berhubungan dengan aktivitas magmatik. Carlile dan Mitchell (1994), berdasarkan data terbaru dari Simanjuntak (1986), Sikumbang (1990), Cameron (1980), Adimangga dan Trail (1980), menggambarkan busur magmatik di seluruh Indonesia sebagai dasar eksplorasi mineral. 15 busur magmatik diidentifikasi, 7 di antaranya membawa perangkap emas dan tembaga, dan 8 lainnya tidak diketahui.
Baca Juga : Energi Endogen
Busur yang menghasilkan jebakan mineral logam adalah busur magmatik Aceh, Sumatera-Meratus, Sunda-Banda, Kalimantan Tengah, Sulawesi-Mindanau Timur, Halmahera Tengah, Irian Jaya. Busur yang belum diketahui potensi sumber daya mineralnya adalah Paparan Sunda, Kalimantan Barat Laut, Talaud, Sumba-Timor, Bulan-Utawa dan dataran utara Irian Jaya. Trap tersebut merupakan hasil mineralisasi utama yang umumnya berupa mineralisasi tembaga-emas porfiri, mineralisasi skarn, mineralisasi epitermal sulfidasi tinggi, mineralisasi logam dasar emas-perak-barit, mineralisasi epitermal sulfidasi rendah dan mineralisasi inang sedimen.
Demikian artikel dari lecturedikducation.co.id mengenai lempeng Indo Australia: Pengertian, Sejarah, Batasan, Jenis, Manfaat, dan Keberadaannya, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semua.