Limbah Organik – Pengertian, Jenis, Dampak, Cara, Pemanfaatan
Sebelum Anda memahami apa itu sampah, alangkah baiknya Anda memahami apa itu sampah. Sampah dapat diartikan sebagai barang yang tidak terpakai lagi kemudian dibuang oleh penggunanya, namun dapat dikelola atau didaur ulang dengan tata cara yang benar.
Sedangkan limbah didefinisikan sebagai limbah yang dihasilkan dari proses kegiatan produksi, sumber limbahnya antara lain dari kegiatan pertanian, industri, pertambangan dan rumah tangga. Sampah terbagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan anorganik.
Pengertian Sampah Organik
Sampah organik merupakan barang yang dianggap usang dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, namun masih dapat dimanfaatkan jika dikelola dengan prosedur yang benar. Sampah organik adalah sampah yang dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan-bahan yang lebih kecil dan tidak berbau. (sering disebut kompos).
Baca Juga Artikel Terkait : Sampah adalah
Kompos adalah hasil pelapukan bahan organik seperti daun, jerami, alang-alang, sampah, rerumputan dan bahan sejenis lainnya yang proses pelapukannya dipercepat dengan bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur, pasar buah, atau pasar ikan relatif seragam jenisnya, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah dalam penanganannya. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, namun secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Jenis Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri terbagi menjadi:
- Sampah Organik Basah
Sampah organik basah adalah jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa hewani atau nabati hasil pengolahan dan pembuatan makanan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah terurai.
- Sampah Organik Kering
Sedangkan bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kadar airnya kecil. Contoh sampah organik kering antara lain kertas, kayu atau dahan pohon, dan daun kering.
- Limbah industri organik di Indonesia biasanya berupa limbah pabrik kelapa sawit (PKS). Limbah PKS semakin meningkat seiring dengan terus berkembangnya industri kelapa sawit sehingga kuantitas dan kualitas limbah padat yang dihasilkan juga semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan limbah padat industri yang terstandar (Asbudi, 2012).
- Limbah rumah sakit biasanya berupa botol plastik, botol impus dan plastik suntik.
Baca Juga Artikel Terkait : Energi Biomassa
Dampak Sampah Organik
Berikut beberapa dampak sampah organik, yang terdiri dari:
- Dampak terhadap Kesehatan
Potensi bahaya kesehatan yang dapat timbul adalah sebagai berikut:
- Diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat bercampur dengan air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) juga dapat meningkat pesat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
- Penyakit jamur juga bisa menyebar (misalnya jamur kulit).
- Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah penyakit yang ditularkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan ternak melalui makanannya berupa sisa makanan/sampah.
- Limbah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang sekitar 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi merkuri (Hg). Merkuri ini berasal dari limbah yang dibuang ke laut oleh pabrik-pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
- Dampak terhadap Lingkungan
Limbah cair yang merembes masuk ke drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan hilang, hal ini akan mengakibatkan perubahan pada ekosistem perairan secara biologis.
Pembusukan sampah yang dibuang ke perairan akan menghasilkan asam-asam organik dan gas-gas organik cair, seperti metana. Selain berbau tidak sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi bisa meledak.
Prinsip Pengolahan Sampah Organik
Berikut adalah prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam pengelolaan sampah. Prinsip-prinsip tersebut dikenal dengan 4R, yaitu:
- Mengurangi
Sebisa mungkin minimalkan barang atau material yang kita gunakan. Semakin banyak kita menggunakan bahan, semakin banyak limbah yang dihasilkan.
- Menggunakan kembali
Sebisa mungkin pilih barang yang bisa digunakan kembali. Hindari menggunakan barang sekali pakai, buanglah.
- Daur ulang
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna lagi didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri tidak resmi maupun industri rumah tangga yang memanfaatkan limbah untuk membuat barang lain.
- Mengganti
Perhatikan barang-barang yang kita gunakan sehari-hari. Ganti barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
Baca Juga Artikel Terkait : Bioteknologi adalah
Cara Mengolah Sampah Organik
Pengomposan sampah kota pada umumnya sama dengan pengomposan bahan baku lainnya. Satu-satunya hal yang perlu dipikirkan adalah jumlah bahan organik kering yang digunakan dalam pencampuran bahan baku untuk proses pengomposan. Pengomposan sederhana dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Pengomposan Menggunakan Drum Plastik
Pengomposan dengan menggunakan drum plastik sangat cocok untuk mengolah sampah rumah tangga.
Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan
- Ember atau drum plastik modifikasi (berlubang) dengan kapasitas minimal 100 kg.
- Bioaktivator cair (metode aerobik) atau bioaktivator padat (metode anaerobik).
- Bahan baku sampah organik (hindari daging, tulang, tulang ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing, kucing dan babi).
Bagaimana membuat
- Potong bahan mentah menjadi ukuran 2-5 cm.
- Taburkan bioaktivator OrgaDec 0,5% di atas bahan baku, aduk hingga tercampur rata.
- Siram dengan air hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan (50-60%), segera masukkan ke dalam drum plastik.
- Inkubasi selama 1-2 minggu, tergantung bahan bakunya.
- Pada hari ketiga atau kedelapan, perlu diaduk atau dibalik secara manual agar aerasi dalam drum berlangsung dengan baik.
2. Proses Kompos Aktif Ekspres (24 jam)
Bahan
- Jerami kering, daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik lainnya yang dapat difermentasi (20 bagian).
- Kompos jadi (2 bagian).
- Dedak 1 bagian.
- Dectro disesuaikan dengan takaran (5 sendok makan).
- Air disesuaikan dengan takaran (20 liter).
Bagaimana membuat
- Tumbuk atau haluskan bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan kompos yang sudah jadi.
- Larutkan Dectro dalam air.
- Tuangkan larutan Dectro secara merata ke dalam adonan bahan baku hingga kadar air mencapai 45-50%.
- Tumpuk campuran bahan baku di atas ubin kering dengan ketinggian 30-35 cm, lalu tutup dengan karung goni.
- Pertahankan suhu 40-600 C.
- Setelah 24 jam, kompos aktif express telah selesai difermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
Pemanfaatan Sampah Organik
Manfaat sampah organik adalah untuk meningkatkan kesuburan tanah, karena bahan organik dapat diurai oleh bakteri yang kemudian menjadi nutrisi yang sangat baik bagi pertumbuhan tanaman. Tanah menjadi lebih subur dan pepohonan dapat tumbuh lebih baik. Ada juga sampah organik yang bisa dijadikan barang bernilai tinggi, seperti sampah akar tanaman untuk dekorasi rumah, serbuk gergaji untuk pembuatan furnitur atau barang-barang rumah tangga. Berikut adalah pemanfaatan sampah organik, terdiri dari:
Baca Juga Artikel Terkait : Definisi dan 100 dampak negatif sampah dan pengolahannya
Kompos dapat dibuat dari sampah organik yang mengandung karbon dan nitrogen seperti sampah hijau, kotoran hewan, lumpur cair, dll. Proses pengomposan dimulai dengan pemilihan jenis sampah, pengecilan ukuran, penumpukan, pembalikan, penyiraman, hingga penyimpanan. proses. Sebaiknya semua tahapan dilakukan secara organik.
- GUNAKAN SEBAGAI PUPUK SEDERHANA
Hal ini berlaku untuk sampah organik hijau berupa daun-daunan (misalnya samaph dapur). Caranya sangat mudah, kita hanya perlu membuat lubang yang digunakan untuk membuang/menanam sampah organik tersebut agar tidak perlu membakar sampah organik tersebut. Sampah yang ditanam akan memberikan unsur hara dan membuat siklus ekosistem di dalam tanah berjalan normal.
- UNTUK MENAMBAH PAKAN TERNAK
Salah satu penelitian yang berhasil membuat pakan ayam dan ikan dari limbah organik rumah tangga dengan cara mencampurkan sisa sayuran, ikan dan ayam dengan dedak padi kemudian difermentasi menggunakan mikroba Nitrogen Phosphate Recovery Concentred Feed Product Development Organism (NOPCO) selama 5 hari untuk menghasilkan pelet pakan ternak.
- MENJADI KERAJINAN
Ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sampah organik yang dapat menjadi sumber penghasilan ibu rumah tangga. Padahal, jika ditangani dengan serius, bisa diekspor ke luar negeri dan mendatangkan devisa bagi negara. Beberapa contoh kerajinan tangan yang bisa dibuat dengan memanfaatkan sampah organik adalah membuat kain dari serat tumbuhan, membuat sandal dari daun pandan, membuat hiasan bunga dari kulit jagung, membuat tas dari batok kelapa, dll.
Baca Juga Artikel Terkait : Karakteristik Padatan Air Limbah dan Komposisinya
Bibliografi:
- Hidayanto, 2010 Limbah kelapa sawit sebagai sumber pupuk pada pakan ternak organik, cattle.litbang.deptan.go.id/fullteks/workshop/plimbah08-13.pdf____(Asbudi) diakses 5 Maret 2016
- Al. Sentot Sudarwanto, SH, MH, 2010, Jurnal Peran Strategis Perempuan dalam Pengelolaan Sampah Diakses tanggal 5 Maret 2016 jurnal .pasca.uns.ac.id/index.php/ekosains/article/download/9/10 __( andi sani )
Demikianlah pembahasan mengenai Sampah Organik – Pengertian, Jenis, Dampak, Prinsip, Cara, Pemanfaatan dan Contohnya Semoga ulasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.