Pendidikan

Pengertian, Ciri-Ciri, Fase dan Permasalahannya

Remaja adalah – Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri-Ciri, Fase & Permasalahannya – Untuk pembahasan kali ini kita akan mengulas tentang Remaja yang dalam hal ini meliputi pengertian menurut para ahli, ciri-ciri, tahapan dan permasalahannya, agar anda lebih paham dan paham, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Remaja-adalah

Table of Contents

Definisi Pemuda

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, pada masa ini terjadi berbagai perubahan yang signifikan secara fisik, biologis, mental dan emosional serta psikososial. Semua ini dapat mempengaruhi kehidupan pribadi, lingkungan keluarga dan masyarakat.

Ketidaksiapan remaja dalam menghadapi perubahan tersebut dapat menimbulkan berbagai perilaku menyimpang seperti: kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi dan sebagainya.

Baca Juga Artikel Terkait : Kematangan emosional adalah


Ada beberapa definisi dari berbagai ahli mengenai pengertian remaja yang meliputi:


Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang mengalami perkembangan segala aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.


Masa remaja berlangsung dari 12 hingga 21 tahun untuk wanita dan 13 hingga 22 tahun untuk pria.


Remaja “remaja” didefinisikan sebagai periode perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yang meliputi perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.


Masa muda berasal dari kata latin adolence yang artinya tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah remaja memiliki arti yang lebih luas yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.


Masa remaja tersebut menunjukkan dengan jelas sifat peralihan atau peralihan karena remaja belum mencapai status dewasa dan tidak lagi berstatus anak-anak.


Masa remaja juga ditandai dengan perkembangan fisik, dimana perkembangan fisik pada masa remaja relatif pesat diantara tahapan perkembangan manusia. Selain perubahan fisik, remaja ini juga akan mengalami perubahan psikis.


Dalam perkembangan jiwa pada masa remaja juga lebih stabil, dimana pada akhir masa remaja jiwa tidak mudah dipengaruhi dan mampu memilih dan menyeleksi. Remaja juga mulai belajar bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Pada remaja ini akan mulai sadar diri dan tidak mau diperlakukan seperti anak kecil lagi.


Masa remaja tersebut didefinisikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.


Remaja sebenarnya tidak memiliki tempat yang jelas, mereka tidak lagi termasuk dalam kelompok anak-anak, namun belum sepenuhnya diterima untuk masuk dalam kelompok orang dewasa. Remaja berada di antara anak-anak dan orang dewasa, oleh karena itu remaja sering dikenal dengan fase “pencarian jati diri” atau fase “badai dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan berfungsi secara optimal baik secara fisik maupun psikis. Namun demikian, fase remaja merupakan fase perkembangan yang berada pada masa yang sangat potensial, baik dari aspek kognitif, emosional maupun fisik.


Masa muda itu awalnya ditandai dengan perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual. Kurang lebih bersamaan dengan perubahan fisik ini, proses perkembangan psikologis remaja juga akan dimulai ketika mereka melepaskan diri dari ikatan orang tua, kemudian dapat dilihat perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup menyesuaikan diri dengan masyarakat.

Baca Juga Artikel Terkait : Karakter Adalah


Ciri-Ciri Remaja

Ada beberapa perubahan atau ciri-ciri yang terjadi pada masa remaja, yaitu:

  • Peningkatan emosi yang cepat.
  • Perubahan fisik yang cepat juga dibarengi dengan kematangan seksual.
  • Perubahan dalam hal minat terhadap dirinya sendiri dan hubungan dengan orang lain.
  • Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena mendekati usia dewasa.
  • Sebagian besar remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi.

Fase Pertumbuhan Remaja

Berikut adalah beberapa fase pertumbuhan remaja, yang terdiri dari:


  1. Pra-pubertas (12 – 13 tahun)

Masa ini disebut juga masa nifas, yaitu masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Pada anak perempuan, periode ini lebih pendek daripada anak laki-laki. Pada masa ini terjadi perubahan besar pada remaja yaitu peningkatan hormon seks dan perkembangan organ seksual dan organ reproduksi pada remaja.


Selain itu, perkembangan intelektual yang sangat pesat juga terjadi pada fase ini. Akibatnya remaja ini cenderung bersikap kritis (karena merasa tahu segalanya), yang seringkali diwujudkan dalam bentuk pembangkangan atau perselisihan terhadap orang tuanya, mulai menyukai orang dewasa yang menurutnya baik, dan menjadikan mereka “pahlawan” mereka. atau idola. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala sesuatu yang dilakukan oleh sang idola, seperti gaya rambut, gaya bicara, hingga kebiasaan hidup sang idola.


Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengungkapkan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Inilah yang sering ditanggapi orang tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak-anak lagi. Mereka lebih suka bergaul dengan kelompok yang menurut mereka sesuai dengan kesenangannya.


Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua mereka yang dianggap kuno dan tidak berguna/kurang berguna, serta aturan yang menurut mereka tidak masuk akal, seperti tidak boleh pergi ke tempat lain sepulang sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih untuk bermain dengan teman dekatnya daripada mengunjungi rumah kerabatnya bersama keluarga.


Namun, pada saat yang sama, mereka juga membutuhkan pertolongan dan bantuan yang selalu tersedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu memenuhi keinginannya. Saat ini adalah saat kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikologisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus ingat bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu adalah masalah yang sepele, bagi remaja itu adalah masalah yang sangat-sangat serius.

Baca Juga Artikel Terkait : Definisi “Harga Diri” & (Aspek – Sumber – Komponen – Faktor yang Mempengaruhi)


  1. Pubertas (14 – 16 tahun)

Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat mengkhawatirkan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga karena hal itu menunjukkan bahwa mereka bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat tidak stabil akibat pesatnya perkembangan hormon seksual. Hasrat seksual juga mulai muncul dengan kuat saat ini.


Pada remaja putri ditandai dengan datangnya haid pertama, sedangkan pada remaja pria ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampingi dan memberikan pemahaman seksualitas yang baik dan benar. Jika hal ini tidak ditangani dengan baik, maka perkembangan psikologis mereka, terutama dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitas, akan terganggu. Banyak kasus gay dan lesbi dimulai dengan kegagalan perkembangan remaja pada tahap ini.


Selain itu, remaja mulai memahami prestise, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan dan ketidakstabilan emosi akibat pengaruh perkembangan seksualnya, remaja sulit memahami perasaannya. Terkadang mereka kasar, terkadang lembut. Terkadang dia melamun, di lain waktu dia sangat ceria. Perasaan sosial remaja saat ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang mereka sukai dan membuat aturan dengan pikiran mereka sendiri.


  1. Pubertas terlambat (17-18 tahun)

Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuhnya dianggap menentukan harga dirinya. Periode ini berlangsung sangat singkat. Bagi remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat dibandingkan remaja pria, sehingga proses pendewasaan bagi remaja putri lebih cepat tercapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka telah tercapai sepenuhnya. Namun, kematangan psikologis belum sepenuhnya tercapai.


  1. Masa remaja Remaja (19 – 21 tahun)

Pada masa ini, remaja pada umumnya telah mencapai kematangan yang sempurna, baik secara fisik, emosional maupun psikologis. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan idealisme yang muncul dari benak mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat, seperti cita-cita, minat, bakat, dan sebagainya. Arah hidupnya dan sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.


Masalah pada Remaja

Berikut ini adalah beberapa masalah pada remaja, yang terdiri dari:


  1. Kebutuhan akan role model

Remaja jauh lebih mudah terkesan dengan nilai-nilai luhur yang berjalan dan keteladanan orang tuanya dari pada sekedar nasihat baik yang hanya tersisa kata-kata indah.


  1. Apati

Apatis adalah kecenderungan untuk menolak sesuatu dan sekaligus tidak mau terlibat di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud dalam ketidakpeduliannya terhadap apa yang terjadi di masyarakatnya.


  1. Kecemasan dan kurangnya harga diri

Kata stres atau frustasi semakin sering digunakan di kalangan remaja. Banyak anak muda mencoba mengatasi kecemasannya dalam bentuk “pelarian” (berburu kesenangan melalui minuman keras, obat penenang, seks dan lain-lain).


  1. Ketidakmampuan untuk terlibat

Kecenderungan untuk mencerdaskan segala sesuatu dan pola pikir ekonomi, membuat remaja sulit melibatkan diri secara emosional dan efektif dalam hubungan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Persahabatan dinilai dari untung dan rugi atau bahkan dari uang.

Baca Juga Artikel Terkait : Majas Is


  1. Perasaan tidak berdaya

Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola pikir masyarakat modern. Teknologi pasti menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk memikirkan keselamatan kita sendiri di masyarakat. Selanjutnya remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara bukan untuk belajar tetapi untuk mendapatkan nilai bagus atau ijazah.


  1. Ibadah pengalaman

Sebagian besar tindakan negatif anak muda dengan minuman keras, narkoba dan seks pada awalnya dan hanya bereksperimen. Lingkungan pergaulan remaja masa kini memberikan pandangan yang salah tentang pengalaman.


Demikianlah pembahasan mengenai Remaja adalah – Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri-Ciri, Fase & Permasalahannya Semoga ulasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

| |
Back to top button