Pendidikan

Pengertian dan Arti Makna Menurut Ahli

Pengertian Tut Wuri Handayani

Tut Wuri Handayani adalah penggalan kalimat panjang terkenal Ki Hajar Dewantoro, pendiri Taman Siswa, bapak pendidikan kita, yang baris terakhirnya juga merupakan bagian dari logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia: Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Maknanya kurang lebih: di depan memberi contoh, di tengah membimbing (memotivasi, menyemangati, menciptakan situasi yang kondusif) dan di belakang mendorong (dukungan moral).

Tut-Wuri-Handayani

Kalimat tersebut menjadi acuan ketika berbicara tentang konsep kepemimpinan yang baik, memberi petunjuk bagaimana seharusnya seorang pemimpin atau guru (yang dicontoh dan ditiru).

Ketiga kalimat itu ditulis, didiskusikan, diingat dan kemudian dilupakan. Seperti biasa, idealisme kita terserah mulut kita. Begitu turun ke perut, yang idealis akan menguap ke atas dan memasuki kepala lagi dalam bentuk mimpi tentang cita-cita. Keluar lagi lewat mulut, begitu turun ke perut untuk menguap lagi, begitu seterusnya, begitu seterusnya. (Apakah Anda menangkap saya?)

Kalimat itu begitu sering diucapkan, dibaca, didiskusikan hingga pendengar atau pembaca lupa memahami, belum sampai pada taraf menghayatinya, apalagi mengamalkannya. Sulit untuk mencapai tingkat pemahaman itu. Karena umumnya begitu tahu, sudah puas. Berhenti, dan mengira dia sudah hebat.


Ki Hadjar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Indonesia yang meletakkan dasar bagi nilai-nilai pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Ia juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama.

Salah satu ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara yang sangat populer Tut Wuri Handayani. Semboyan ini telah digunakan dalam dunia pendidikan. Kali ini saya akan membahas pengertian Tut Wuri Handayani dari sudut pandang pemahaman saya.

Secara linguistik Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani artinya memberi dorongan atau dorongan moral. Jika digabungkan, makna Tut Wuri Handayani adalah seseorang harus memberikan dorongan moril dan semangat dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh orang-orang di sekitar kita untuk menumbuhkan motivasi dan semangat.


Dari definisi bahasa kita dapat mengartikannya dalam prinsip-prinsip berikut:

  1. Prinsip Kemerdekaan

Dari arti kata Tut Wuri Handayani mengandung arti prinsip kemandirian, dari arti kata Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan tidak mendikte orang. Sehingga asas kemandirian ini merupakan cerminan dari kemantapan seseorang dalam menjalankan aktivitasnya, dari sini setiap orang diharapkan mampu mandiri terhadap orang lain dengan memberinya dorongan baik secara semangat maupun finansial.

Jika makna ini dibawa ke dalam ranah pendidikan, maka fungsi pendidikan adalah sebagai alat untuk menjadikan manusia menjadi individu yang mandiri. Oleh karena itu, salah satu alasan mengapa Tut Wuri Handayani menjadi semboyan dunia pendidikan Indonesia.

Arti dan makna Tut Wuri Handayani – Ing Ngarso Sun Tulodo – Ing Madyo Mangun Karso, Terdiri dari 3 frase atau semboyan yang diciptakan oleh bapak pendidikan kita dan pahlawan nasional Ki Hajar Dewantara.

Kalimat ini sering kita dengar di sekolah atau bisa dilihat pada gambar/logo Tut Wuri Handayani. Kalimat ini meskipun terlihat sederhana, namun sebenarnya memiliki makna yang dalam sebagai ungkapan penting dari keteladanan perilaku seorang pendidik atau pemimpin, baik moral maupun semangat bagi anak didiknya.

1 Warna Logo Tut Wuri Handayani Arti Motto Tut wuri handayani Semboyan β€œTut wuri handayani”, atau aslinya: ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Arti semboyan ini adalah: tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus dapat memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan gagasan), dan ing ngarsa sung. tulada (di depan seorang pendidik harus memberi contoh atau contoh perbuatan yang baik).

Sehingga tercipta kalimat :

Di depan seorang pendidik harus memberikan contoh atau teladan perbuatan yang baik, di tengah atau di antara siswa, guru harus menciptakan prakarsa dan gagasan, dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan.

Arti-Tut-Wuri-Handayani

Sejarah Tut Wuri Handayani

Siapapun orangnya, jika kita mengingat sejarah awal mula pendidikan di Indonesia, kita akan langsung teringat pada pejuang satu bangsa sekaligus bapak pendidikan Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswanya pada zaman dulu.

Salah satu tujuan didirikannya lembaga pendidikan ini adalah untuk menciptakan budaya tandingan terhadap pendidikan kolonial pada masa itu. Disamping itu masalah pendidikan mempunyai tujuan yang khusus dan terpenting yaitu menyadarkan bangsa ini akan dijajah oleh bangsa penjajah, baik yang dijajah secara fisik maupun kultural.

Sejarah singkat orang yang pertama kali mencetuskan semboyan Tut Wuri Handayani tentunya adalah Ki Hajar Dewantara. Taman Siswa pertama kali didirikan pada tanggal 3 Juli 1922, dimana di dalam Taman Siswa terdapat sekitar 7 pasal dasar yang digunakan sebagai ini. Raden Soewardi Soejaningrat adalah nama asli Ki Hajar Dewantara yang pertama kali mengucapkan dan mencetuskan semboyan Tut Wuri Handayani.


LOGO DAN ARTI Lambang TUT WURI HANDAYANI

LOGO-DAN-MAKNA-SIMBOL-TUTWURI-HANDAYANI

Kebanyakan orang menyebutnya Tutwuri Handayani yang sebenarnya Logo atau Lambang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0398/M/1977 tanggal 6 September 1977 dengan penjabaran makna lambang sebagai berikut:

  • (1) PENTAGON (Biru Muda)

Mendeskripsikan kehidupan alam Pancasila.

  • (2) Motto TUT WURI HANDAYANI

Digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan sistem pendidikannya. Pencantuman semboyan ini melengkapi apresiasi dan penghormatan kami kepada mendiang Ki Hajar Dewantara yang hari lahirnya telah diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.

  • (3) BELENCONG RINGAN DENGAN POLA ELANG

Belencong (cahaya) adalah lampu yang khusus digunakan dalam pertunjukan wayang kulit. Lampu belencong membuat pertunjukan semakin hidup.

Burung Garuda (yang menjadi motif belencong) memberikan gambaran tentang sifat dinamis, perkasa, cakap dan berani mandiri melintasi angkasa luas. Ekor dan sayap Garuda digambarkan dengan masing-masing lima, yang berarti: “Satu kata dengan perbuatan pancasilais”

Buku merupakan sumber segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Warna putih pada ekor dan sayap elang serta buku-buku berarti suci, bersih dan tanpa pamrih.

Warna nyala kuning keemasan berarti keagungan dan kemuliaan pengabdian. Warna biru muda pada bidang segi lima berarti pengabdian yang tidak terputus dengan memiliki pandangan hidup yang mendalam (pandangan hidup pancasila).


Demikianlah pembahasan mengenai Arti Tut Wuri Handayani Menurut Para Ahli Semoga ulasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. πŸ™‚ πŸ™‚ πŸ™‚

Baca juga:

Pengiklan >>> https://www.sudoway.id/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

| |
Back to top button