Prasasti Adalah – Pengertian, Sejarah, Fungsi, Yupa Dan Contohnya
Prasasti adalah – Pengertian, Sejarah, Fungsi, Yupa dan Contohnya – Prasasti adalah piagam atau dokumen yang sengaja ditulis di atas bahan yang keras dan tahan lama (batu, tembok, keramik, dll). Penemuan prasasti di sejumlah situs arkeologi menandai berakhirnya prasejarah, babak sejarah Indonesia kuno yang masyarakatnya belum mengenal tulisan, hingga zaman sejarah yang masyarakatnya mengenal tulisan. Mereka yang mempelajari prasasti disebut epigrafi.
Pengertian Prasasti
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis di atas bahan yang keras dan tahan lama. Penemuan prasasti di sejumlah situs arkeologi menandai berakhirnya era prasejarah, yakni babak-babak sejarah Indonesia kuno yang belum mengenal tulisan, menuju zaman sejarah, saat manusia sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajari prasasti disebut Epigrafi.
Di antara berbagai sumber sejarah Indonesia kuno, seperti teks dan berita asing, prasasti dianggap sebagai sumber yang paling penting karena mampu memberikan kronologis suatu peristiwa. Banyak hal yang membuat sebuah prasasti sangat bermanfaat bagi dunia penelitian masa lampau. Selain memuat unsur penanggalan, prasasti itu juga mengungkap sejumlah nama dan alasan dikeluarkannya prasasti tersebut.
Dalam pengertian modern di Indonesia, prasasti sering dikaitkan dengan prasasti pada batu nisan atau pada bangunan, terutama pada saat peletakan batu pertama atau peresmian suatu proyek pembangunan. Dalam pemberitaan media massa misalnya, kita sering mendengar presiden, wakil presiden, menteri, atau kepala daerah meresmikan gedung A, gedung B, dan seterusnya dengan menggunting pita dan menandatangani prasasti. Dengan demikian istilah prasasti tetap lestari sampai sekarang.
Etimologi Prasasti
Kata prasasti berasal dari bahasa Sanskerta, arti sebenarnya adalah “pujian”. Tapi kemudian dianggap sebagai “piagam, dekrit, dekrit, undang-undang atau tulisan”. Di kalangan arkeolog disebut prasasti prasasti, sedangkan di kalangan awam disebut batu bertulis atau batu bertulis.
Meski berarti “pujian”, tidak semua prasasti memuat pujian (terhadap raja). Sebagian besar prasasti diketahui mengambil keputusan tentang pembentukan desa atau daerah menjadi sima atau perdikan. Sima diberikan tanah oleh raja atau penguasa kepada orang yang dianggap berjasa. Karena keberadaan tanah yang dilindungi oleh kerajaan sima.
Isi Prasasti
- Bahkan Wangna adalah Sakakala, bahkan Prebu Ratu Purane,
- diwastu diya wingaran prebu guru dewataprana.
- at wastu diya wingaran sri baduga maharaja ratu haji at pakwan pajajaran seri ratu dewa
- bahkan ya nu menghisap na pakwan.
- diva anak rahyang niskala dewa sa(ng) sida mokta dimguna tiga i(n) curahyang niskala-niskala wastu ka(n) cana sa(ng) sida mokta ka nusalarang.
- ya siya ni nyiyan sakakala gugunungan ngabalay nyiyan samida, nyiyan sa(ng)h yang talaga rena mahawijaya, ya siya, ooi saka, panca pandawa e(m) ban bumi.
Terjemahan
Terjemahan bebasnya kira-kira sebagai berikut.
- Selamat mencoba, ini tanda peringatan mendiang Prabu Ratu
- Dia dinobatkan dengan nama Prabu Guru Dewataprana,
- beliau dinobatkan (lagi) dengan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.
- Dialah yang membuat parit (pertahanan)
- Beliau adalah putra dari Rahiyang Dewa Niskala yang dimakamkan di Gunatiga, cucu dari Rahiyang Niskala Wastu Kancana yang dimakamkan di Nusa Larang.
- Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gunungan, membuat undakan hutan Samida, membuat Sahiyang Telaga Rena Mahawijaya (dibuat) pada (tahun) Saka “Panca Pandawa Mengangkat Bumi
Baca juga: Masa Pemerintahan Daendels Menurut Sejarah
Bentuk lain prasasti putusan pengadilan dalam perkara perdata (disebut prasasti Jayapatra atau Jayasong), sebagai tanda kemenangan (jayacikna), seputar hutang (suddhapatra), dan seputar kutukan atau sumpah. Prasasti tentang kutukan atau umpatan hampir semuanya ditulis pada masa kerajaan Sriwijaya. Sedangkan tulisan unisex berisi tentang silsilah raja atau asal usul tokoh tersebut.
Hingga saat ini, prasasti tertua di Indonesia yang berhasil diidentifikasi berasal dari abad ke-5 Masehi, prasasti Yupa dari kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti tersebut memuat hubungan silsilah pada masa pemerintahan Mulawarman. Prasasti Yupa merupakan prasasti batu yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
Sebagian besar periode penerbitan prasasti terjadi pada abad ke-8 hingga ke-14. Pada masa itu aksara yang banyak digunakan adalah Palawa, Prenagari, Sanskerta, Jawa Kuna, Melayu Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Bahasa yang digunakan pun beragam dan umumnya berbahasa Sansekerta, Jawa Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna.
Ukiran batu dari Sumatera Barat
Prasasti dapat ditemukan dalam bentuk angka dan ditulis secara singkat. Angka tahun dapat dituliskan dengan angka dan candrasengkala, baik dalam bentuk kata maupun tulisan. Artikel pendek dapat ditemukan di dinding candi, di pintu atas dan di batu candi.
Pada masa kerajaan Islam, prasasti menggunakan aksara dan bahasa Arab atau Arab tetapi aksara Inggris-Melayu Pegon. Sebagian besar prasasti yang ditemukan terpahat pada pelat tembaga, makam, masjid, hiasan dinding, baik di masjid maupun rumah bangsawan, cincin kerajaan, stempel dan stempel, mata uang, senjata, dll. Bahasa Inggris, Portugis, dan Belanda.
Prasasti Latin banyak ditemukan di gereja, rumah dinas pejabat kolonial, benteng, monumen, meriam, mata uang, perangko, dan makam. Prasasti yang ditulis dengan aksara Tionghoa dan terkenal di Indonesia, yang tersebar antara masa Klasik sampai dengan masa Islam. Prasasti yang terdapat pada koin, benda porselen, gong perunggu, dan batu nisan biasanya terbuat dari marmer.
Bahan Pembuatan Prasasti
Bahan yang digunakan untuk menulis prasasti biasanya berupa lempengan batu atau logam, daun, dan kertas. Selain andesit, batu yang digunakan adalah batu kapur, marmer, dan basal. Dalam ilmu arkeologi, yang disebut prasasti upala adalah prasasti batu. Prasasti logam umumnya terbuat dari tembaga dan perunggu, biasa disebut prasasti tamra.
Hanya beberapa prasasti yang terbuat dari lembaran perak dan emas. Yang prasastinya disebut ripta, yaitu prasasti yang ditulis di atas daun papirus atau tal. Beberapa prasasti atau tablet tanah liat diisi dengan mantra Buddha.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Pajang dan Penjelasannya
Prasasti Batutulis
Daftar Prasasti di Nusantara
Prasasti Nusantara adalah prasasti yang berasal dari Nusantara. Prasasti ini ditulis dengan aksara serta bahasa asli Indonesia dan bahasa asing, seperti bahasa Sansekerta. Di bawah ini adalah daftar pilihan beberapa prasasti Nusantara yang penting atau menarik. Semua tahun yang disebutkan di bawah adalah tahun Kristen.
Sansekerta
- Prasasti Mulawarman, Kutai, ~400
- Prasasti Kebon Kopi, Ciampea, Bogor, ~400
- Prasasti Tugu, Desa Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, abad ke-5
- Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, abad ke-5
- Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
- Prasasti Muara Cianten atau Prasasti Pasir Muara, Ciampea, Bogor, 536
- Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor, abad ke-5
- Prasasti Pasir Awi atau Prasasti Ciampea, Citeureup, Bogor,
- Prasasti Tukmas, Dakawu, Grabag, Magelang, Jawa Tengah, ~500
- Prasasti Canggal, Candi Gunung Wukir, Desa Kadiluwih, Salam, Magelang, Jawa Tengah, 732
- Prasasti Tri Tepusan, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, 842
- Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255
Baca juga: Perlawanan Rakyat Indonesia
bahasa Melayu
Prasasti-prasasti berikut berbahasa Melayu, baik Melayu Tua maupun Melayu Klasik (Tengah).
- Prasasti Sojomerto, Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Batang, Jawa Tengah. awal abad ke-7 tertua
- Prasasti Kedukan Bukit, Palembang, Sumatera Selatan, 16 Juni 682
- Prasasti Talang Tuwo, Palembang, Sumatera Selatan, 23 Maret 684
- Prasasti Kota Kapur, Kota Kapur, Bangka, 686
- Prasasti Bukateja, Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah[3]abad ke-6 atau ke-7
- Prasasti Karang Brahi, Karangberahi, Jambi, abad ke-7
- Prasasti Telaga Batu, Palembang, Sumatera Selatan, abad ke-7
- Prasasti Palas Pasemah, Palas, Lampung, abad ke-7
- Prasasti Raja Sankhara, Sragen, Jawa Tengah, abad ke-8 (sekarang hilang)
- Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah, 824 (bilingual, Melayu Kuno dan Jawa Kuno)
- Prasasti Gandasuli I dan II, Candi Gondosuli, Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah, 832
- Laguna Copperplate, Manila, Filipina, 900
- Prasasti Hujung Langit, Hujung Langit, Lampung, 997
- Prasasti Dewa Drabya, Dieng, Jawa Tengah
- Prasasti Mañjuçrightra, Candi Sewu, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, 2 November 792 M
- Prasasti Terengganu, Trengganu (Malaysia), (abad ke-14, yaitu 1303, 1326 atau 1386)
- Prasasti Minyetujoh, Minye Tujuh, Aceh, 1380
bahasa jawa
Prasasti berikut berbahasa Jawa, baik Jawa Kuno (Kawi) maupun Baru.
- Prasasti Plumpungan, Dusun Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah, 24 Juli 750
- Prasasti Sukabumi, Sukabumi, Pare, Kediri, Jawa Timur, 25 Maret 804
- Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah (bilingual), 824
- Prasasti Siwagrha (Prasasti kakawin tertua di Jawa), tahun 856
- Prasasti Taji, 901
- Prasasti Mantyasih, Desa Meteseh, Magelang Utara, Jawa Tengah, 11 April 907
- Prasasti Rukam, 907
- Prasasti Wanua Tengah III, 908
- Prasasti Wurudu Kidul, tidak bertanggal, ~ 922
- Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255
- Prasasti Sarwadharma, Pemerintahan Kertanegara, 1269
- Prasasti Kerep Sapi, Desa Sapi Kerep, Sukapura, Probolinggo, 1275
- Prasasti Singhasari 1351, Singosari, Malang, Jawa Timur, 1351
- Prasasti Ngadoman, Ngadoman (Salatiga), Jawa Tengah, 1450
- Prasasti Pakubuwana X, Surakarta, Jawa Tengah, 1938
Baca juga: Sejarah “Perjanjian Giyanti” & (Latar Belakang – Isi – Dampak)
bahasa Bali
- Prasasti Blanjong, Sanur, Bali, 913 (bilingual, Bali Kuno dan Sanskerta)
- Prasasti Bebetin, Sawan, Buleleng, Bali, 1049 (salinan asli tahun 896)
- Prasasti Pandak Badung, Tabanan, Bali, 1071
bahasa sunda
- Prasasti Astana Gede, Kawali, Ciamis, Jawa Barat ~ 1350
- Prasasti Batutulis, Bogor ~ 1533
- Prasasti Kebantenan, Bekasi, Jawa Barat ~ 1521
- Prasasti Galuh, Galuh, Ciamis, Jawa Barat ~ 1470
- Prasasti Rumatak, Geger Hanjuang, Desa Rawagirang, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat ~ 1111
- Prasasti Cikajang, Cikajang, Garut, Jawa Barat
- Prasasti Hulu Dayeuh, Huludayeuh, Desa Cikalahang, Cirebon, Jawa Barat
- Prasasti Ulubelu, Lampung
- Prasasti Cikapundung, prasasti yang diperkirakan berasal dari abad ke-14, Bandung, Jawa Barat
Portugis
- Padrão Sunda Kelapa, Pasar Ikan, Jakarta Utara, 21 Agustus 1522
Baca juga: “Biografi Ir. Soekarno” Sang Proklamator – Pahlawan Nasional
-
Prasasti Ciaruteun atau Ciampea
Baca juga: Sistem Ekonomi Pada Masa Demokrasi Terpimpin Lengkap
-
Prasasti Jambu atau Pasir Kaleangkak
-
Prasasti Lebak atau Cidanghyang
Baca juga: Masa Pemerintahan Daendels Menurut Sejarah
Baca juga: Sejarah Kerajaan Pajang dan Penjelasannya
Itulah Tinjauan Tennag Prasasti adalah – Pengertian, Sejarah, Fungsi, Yupa dan Contohnya Semoga bermanfaat untuk sobat setia Lecturerdikducation.com 😀