Pendidikan

Sustainable Development Goals – Pengertian, Tujuan Dan Perbedaan

Latar Belakang

Sustainable Development Goals – Pengertian, Tujuan Dan Perbedaan – Pembangunan masa kini adalah pembangunan yang bersifat sementara dan perkembangan masyarakat yang serba instan dan bersifat asal jadi menyebabkan budaya konsumtif semakin mendarah daging pada sebagian besar masyarakat (United Nations, 2014). Hingga akhirnya pada tahun 2000, untuk pertama kalinya PBB memfasilitasi terbentuknya kesepakatan pembangunan multilateral yang melibatkan seluruh Negara yang tergabung ke dalam PBB.


Kesepakatan ini bernama Millenium Development Goals yang berisi berbagai indikator dan tujuan pembangunan internasional selama 15 tahun ke depan. Isu-isu pinggiran seperti kesehatan reproduksi dan kesetaraan gender yang tadinya kurang mendapat porsi lebih dalam pembangunan mulai mendapatkan perhatian. Berbagai Negara menyadari pentingnya isu ini untuk mendukung pembangunan dan perdamaian dunia (Prapti, 2015).


Di tahun 2015, MDGs berakhir. Banyak target yang terpenuhi dan banyak juga yang masih jauh dari target. Dunia pun berubah. MDGs dari yang awalnya berisi 8 tujuan dirasakan perlu disesuaikan dengan kondisi dunia terkini. Berbagai actor pembangunan internasional pun merumuskan pengganti MDGs sehingga terbentuk skema pembangunan multilateral terbaru yakni yang dikenal sebagai Sustainable Development Goals/SDGs . Agenda SDGs atau disebut juga dengan AGENDA 2030 akan menjadi kerangka kerja pembangunan global baru dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan (Prapti, 2015).

sustainable-development-goals


SDGs adalah  sebuah kesepakatan pembangunan baru pengganti MDGs. Masa berlakunya 2015–2030 yang disepakati oleh lebih dari 190 negara berisikan 17 goals dan 169 sasaran pembangunan. Tujuh belas tujuan dengan 169 sasaran diharapkan dapat menjawab ketertinggalan pembangunan negara–negara di seluruh dunia, baik di negara maju (konsumsi dan produksi yang berlebihan, serta ketimpangan) dan negara–negara berkembang (kemiskinan, kesehatan, pendidikan, perlindungan ekosistem laut dan hutan, perkotaan, sanitasi dan ketersediaan air minum) (Santono,2015).


Sustainable developmental goals atau sasaran pembangunan yang berkelanjutan menjadi salah satu kata kunci penting yang mendasari kerangka pembangunan di seluruh dunia saat ini.  Bermula dari kesadaran bahwa bumi dan sumber daya alam yang terdapat masa kini ini bukan semata milik generasi saat ini akan tetapi perlu dilestarikan dalam rangka memastikan kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan pembangunan untuk generasi masa depan. (United Nations, 2014)


Konsep SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015-MDGs. Terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000 mengenai isu deflation sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan iklim semakin krusial, perlindungan sosial, food and energy security, dan pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin. Berbeda halnya dengan MDGs yang ditujukan hanya pada negara-negara berkembang, SDGs memiliki sasaran yang lebih universal. SDGs dihadirkan untuk menggantikan MDGs dengan tujuan yang lebih memenuhi tantangan masa depan dunia (Badan Pusat Statistik, 2014).


Dari pengalaman era MDGs (2000–2015), Indonesia ternyata belum berhasil menurunkan angka kematian ibu, akses kepada sanitasi dan air minum, dan penurunan prevalansi AIDS dan HIV. Sehingga dibentuk program pembangunan berkelanjutan untuk memperbaiki program era MDGs melalui SDGs (Santono,2015).


Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai SDGs ( Sustainable Development Goals ) yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, tujuan, target dan perbedaan, nah agar lebih dapat memahami dan di mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.


Pengertian SDGs ( Sustainable Development Goals )

SDGs ( Sustainable Development Goals ) adalah sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia. Konsep SDGs melanjutkan konsep pembangunan Milenium Development Goals “MDGs” yang dimana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi kerangka pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MGDs sekarang diganti dengan SDGs.


Sustainable Development Goals atau SDGs adalah seperangkat program dan target yang ditujukan untuk  pembangunan global di masa mendatang. SDGs menggantikan program MDGs (Millennium Development Goals), sebuah program yang memiliki maksud dan tujuan yang sama yang akan kadaluarsa pada akhir tahun 2015 ini. SDGs dibahas secara formal pada United Nations Conference on Sustainable Development yang dilangsungkan di Rio De Janiero, Juni 2012 (WHO, 2015).


SDGs adalah sebuah kesepakatan pembangunan baru pengganti MDGs. Masa berlakunya 2015–2030 yang disepakati oleh lebih dari 190 negara berisikan 17 goals dan 169 sasaran pembangunan. Tujuh belas tujuan dengan 169 sasaran diharapkan dapat menjawab ketertinggalan pembangunan negara–negara di seluruh dunia, baik di negara maju (konsumsi dan produksi yang berlebihan, serta ketimpangan) dan negara–negara berkembang (kemiskinan, kesehatan, pendidikan, perlindungan ekosistem laut dan hutan, perkotaan, sanitasi dan ketersediaan air minum) (Santono,2015).


Konsep SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015-MDGs. Terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000 mengenai isu deflation sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan iklim semakin krusial, perlindungan sosial, food and energy security, dan pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin (UNDP, 2015).


Target SDGs ( Sustainable Development Goals )

Target utamanya mengentaskan kemiskinan, tapi Indonesia akan menggunakan tiga indikator terkait dengan dokumen SDGs yakni pembangunan manusia atau human development yang meliputi pendidikan dan kesehatan. Lingkungan dalam skala kecil atau social economic development dan lingkungan yang besar atau environmental development berupa ketersediaan kualitas lingkungan dan sumber daya alam yang baik.


Baca Juga: Penjelasan Unsur Tingkatan Manajemen Sebagai Ilmu


Perbedaan Dengan MGDs (Milenium Development Goals )

Perbedaan-Dengan-MGDs

Pada dasarnya MGDs dan SDGs punya persamaan dan kesamaan tujuan yang sama, yakni SDGs melanjutkan cita-cita mulia MGDs yang ingin konsen menganggulangi kelaparan dan kemiskinan di dunia. Namun dokumen yang disepakati pimpinan dunia pada tahun 2000 tersebut hanis pada tahun 2015, para pemimpin dunia merasa agenda Milenium Development Goals perlu dilanjutkan, sehingga muncul sebuah dokumen usulan bernama sustainable development goals.


Perkembangan MDGs Menjadi SDGs

Pada bulan September tahun 2000, saat berlangsungnya pertemuan Persatuan Bangsa-Bangsa di New York, Kepala Negara dan perwakilan dari 189 negara menyepakati Deklarasi Milenium yang menegaskan kepedulian utama secara global terhadap kesejahteraan masyarakat dunia. Tujuan Deklarasi yang disebut Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals -MDGs) menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan dan mengartikulasi satu gugus tujuan yang berkaitan satu sama lain ke dalam agenda pembangunan dan kemitraan global.


Setiap tujuan dijabarkan ke dalam satu sasaran atau lebih dengan indikator yang terukur yaitu: terkait pengurangan kemiskinan, pencapaian pendidikan dasar, kesetaraan gender, perbaikan kesehatan ibu dan anak, pengurangan prevalensi penyakit menular, pelestarian lingkungan hidup, dan kerjasama global. MDGs yang didasarkan pada konsensus dan kemitraan global ini, juga menekankan kewajiban negara maju untuk mendukung penuh upaya tersebut (Bappenas, 2011).


Upaya yang dilakukan pemerintah dalam pencapaian target-target MDGs,dengan mengintegrasikan prioritas MDGs dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005-2025), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2005-2009 dan 2010-2014), Rencana Pembangunan Tahunan Nasional (RKP), serta dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebagai realisasinya, maka melalui Instruksi Presiden No.3 Tahun 2010 telah ditetapkan tujuan prioritas pembangunan yang berkeadilan yang berpihak pada pencapaian MDGs.


Sebagai salah satu bentuk implementasi dari Inpres No.3 Tahun 2010, maka Kementerian PPN/Bappenas telah menyusun Peta Jalan (Road Map) pencapaian tujuan pembangunan MDGs yang diikuti dengan penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk percepatan pencapaian MDGs yang difasilitasi langsung oleh Bappenas dan Bappeda. Selanjutnya masing-masing Kepala Daerah akan mengesahkan Rencana Aksi Daerah (RAD) MDGs tersebut (Bappenas, 2011).


Di Indonesia, pelaksanaan MDGs telah memberikan perubahan yang positif. Walaupun masih ada beberapa target MDGs yang masih diperlukan kerja keras untuk mencapainya, tetapi sudah banyak target yang telah menunjukan kemajuan yang signifikan bahkan telah tercapai. Penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan internasional, yaitu $1,25 per hari, sudah berkurang setengah miliar. Laju kematian anak turun lebih dari 30 persen, dengan sekitar tiga juta jiwa anak terselamatkan setiap tahunnya dibandingkan tahun 2000.


Kematian akibat malaria juga turun hingga seperempatnya. Indonesia berhasil menurunkan proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita per hari dari 20,60 persen pada tahun 1990 menjadi 5,90 persen pada tahun 2008. Pemerintah juga telah berhasil menurunkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan lanjutan. Hal ini dapat dilihat dari penurunan yang signifikan pada indikator rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan terhadap laki-laki SMA/MA/ Paket C dari 93,67 persen ada tahun 1993 menjadi 101,40 persen pada tahun 2011. Selain itu, angka kejadian tuberkulosis di Indonesia sudah berhasil mencapai target MDGs yaitu dari 343 pada tahun 1990 menjadi 189 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2011 (BPS, 2015).


Di tahun 2015, MDGs berakhir. Banyak target yang terpenuhi dan banyak juga yang masih jauh dari target. Dunia pun berubah. MDGs dari yang awalnya berisi 8 tujuan dirasakan perlu disesuaikan dengan kondisi dunia terkini. Berbagai actor pembangunan internasional pun merumuskan pengganti MDGs sehingga terbentuk skema pembangunan multilateral terbaru yakni yang dikenal sebagai Sustainable Development Goals/SDGs . Agenda SDGs atau disebut juga dengan AGENDA 2030 akan menjadi kerangka kerja pembangunan global baru dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan (Prapti, 2015).


Baca Juga: Penjelasan Pertumbuhan Dan Pembangunan Ekonomi Secara Lengkap


  • Pencapaian MDGs dalam Bidang Kesehatan

Kematian ibu di Indonesia masih tetap tinggi, dan ada lima penyebab kematian ibu seperti perdarahan, hipertensi pada kehamilan, infeksi, persalinan macet, macet dan aborsi. Dan dari penyebab ini, perdarahan, hipertensi pada kehamilan, dan infeksi dominan dalam kematian ibu. Proporsi dari tiga penyebab kematian ibu sebenarnya telah berubah, yang pendarahan dan infeksi cenderung menurunkan sementara meningkatkan proporsi hipertensi pada kehamilan.


Hal ini lebih dari 30% dari kematian ibu di Indonesia di 2010 disebabkan oleh hipertensi pada kehamilan. Ada tiga jenis daerah intervensi untuk mengurangi angka kematian dan maternal dan morbiditas neonatal, yaitu melalui: kenaikan pertama dalam perawatan antenatal mampu mendeteksi 21 dan menangani kasus 22 dari berisiko tinggi memadai; Bantuan kedua persalinan bersih 18 dan aman dengan kesehatan yang terampil personel, 20 pasca-persalinan perawatan dan kelahiran; 23 kebidanan ketiga dan perawatan neonatal dan dasar yang komprehensif yang dapat dicapai (Tosepu, 2016).


Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014, 24 ditargetkan pada akhir 2014 di masing-masing kabupaten / kota ada di Setidaknya empat pusat kesehatan mampu Neonatal dasar rawat inap dan Kabupaten Rumah Sakit mampu menerapkan komprehensif. 25 Melalui pengelolaan dasar dan perawatan neonatal komprehensif, kesehatan pusat dan rumah sakit diharapkan menjadi institusi terkemuka di mana komplikasi dan rujukan kasus dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat.


Nutrisi Anak 4 Di antara 33 provinsi di Indonesia, ada 19 provinsi memiliki prevalensi balita gizi di atas nasional Tingkat prevalensi, mulai dari 19,7% sampai dengan 33,1%. Atas dasar target MDG pada 2015, itu tiga provinsi yang memiliki mencapai sasaran, yaitu 13,2% di Bali, 14,0% di Jakarta, dan 15,1% di Bangka Belitung. Kondisi ini masih tetap masalah serius, terutama bagi mereka provinsi memiliki prevalensi malnutrisi pada anak balita antara 20,0-29,0%, dan dianggap sangat tinggi ketika prevalensi lebih dari 30% (Tosepu, 2016).


Daerah ini terkena malaria terutama di Timur Indonesia, 30 terutama Papua provinsi yang terletak sebagai endemik malaria, 31 morbiditas peringkat pertama dari 10 penyakit utama. Malaria di Papua masih sulit untuk memberantas karena tidak memadai peraturan lingkungan, rendah status ekonomi yang mengarah ke malnutrisi, 32 pelayanan kesehatan terbatas dan kurangnya tenaga medis, resistensi obat disebabkan oleh orang-orang yang tidak mematuhi di minum obat dan perilaku kurang mendukung gaya hidup sehat. Dalam hal ini, mobilitas orang ke daerah ini 33 memiliki risiko besar tertular malaria.


Di samping itu, Perubahan iklim, 34 kebakaran hutan 35 dan Proses perkembangan pesat menyebabkan penyebaran penyakit. Oleh karena itu, Malaria membutuhkan penanganan multidimensi, baik masyarakat dan pemerintah harus aktif dalam mengatasi masalah ini. Publik tenaga kesehatan sebagai bagian dari tenaga kesehatan di Indonesia memiliki berbagai metode dalam memecahkan kasus malaria. metode-metode termasuk upaya pencegahan dengan melakukan Pendekatan masyarakat. 36 Pendekatan ini sangat penting karena akan menyebabkan kepercayaan publik terhadap pelayanan kesehatan pekerja. Tahap berikutnya dari petugas kesehatan akan dengan mudah memberikan masukan dan kesehatan pesan pesan mereka. Sehingga pembentukan kepercayaan antara masyarakat dan petugas kesehatan adalah kunci keberhasilan program kesehatan, seperti pendidikan kesehatan program (Tosepu, 2016).


Baca Juga: Pengangguran Adalah


Alasan Terbentuknya SDGs

Menurut T Brundtland Commission of the United Nations pada tahun 1987, yang dikatakan sebagai Sustainable Development atau pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat mencakup kebutuhan orang banyak di  masa depan tanpa menyepelekan kemampuan generasi mendatang untuk menggapai segala kebutuhannya (UNDP, 2015).


SDGs, Sustainable Development Goals atau yang dikenal sebagai Global Goals, dibuat berdasarkan 8 tujuan MDGs yang dilaksanakan pada tahun 1990-2015. MDGs mencakup isu memberantas kemiskinan, kelaparan, penyakit, ketidaksetaraan gender, dan akses terhadap sanitasi. Dibalik kesuksesan MDGs, ternyata secara global kemiskinan belum terhapuskan secara  menyeluruh (UNDP, 2015).


Global Goals hadir untuk melangkah lebih maju dibandingkan dengan MDGs, mengacu kepada akar dari masalah kemiskinan dan kebutuhan yang universal untuk berkembang yang berguna dan dibutuhkan oleh seluruh warga dunia. Global Goals bertujuan untuk menyelesaikan MDGs yang tertinggal, dan menjamin bahwa tidak ada hal lain yang tertinggal dibelakang. SDGs atau Global Goals menjadi suatu program yang lebih menyeluruh dan mendetail karena merupakan gabungan dari Global Sustainability Objects / GSO dan MDGs (The Global Goals, 2015).


SDGs diadakan untuk mencakup kebutuhan seluruh warga dunia yang lebih mendetail dan menyeluruh, dibandingkan dengan MDGs. SDGs juga tidak memandang kondisi suatu negara, pada lingkungan maupun  ekonominya, untuk dibantu dengan program Development Goals secara menyeluruh. Di dalam SDGs juga terdapat beberapa tujuan yang dikembangkan dari indikator tujuan MDGs, contohnya antara lain (UNDP, 2015):


  • Tujuan pertama MDGs (Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Ekstrim) mencakup kedua fokus yang berbeda yaitu kemiskinan dan kelaparan, sedangkan pada SDGs kedua fokus itu dijadikan dua tujuan yang berbeda yaitu pada tujuan pertama SDGs (No Poverty) dan tujuan kedua SDGs (Zero Hunger)
  • Tujuan keempat, kelima, dan keenam MDGs terkait kesehatan (Menurunkan Angka kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, dan Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Lain) tdak terdapat di SDGs dan digantikan dengan Good Health and Well Being yang mencakup kesehatan secara keseluruhan (mencakup kesehatan ibu, penyakit-penyakit, kematian anak, dll) pada tujuan ketiga SDGs
  • Tujuan ketujuh MDGs (Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup) memiliki beberapa indikator yang penting seperti proporsi rumah tangga yang mendapat air minum layak kini menjadi tujuan keenam SDGs, indikator terkait rumah tangga kumuh perkotaan kini menjadi tujuan kesebelas SDGs.

Baca Juga: Biaya adalah


Tujuan, Target dan Indikator SDGs

Secara ringkas, tujuan, targer, dan indikator Sustainable Development Goals (SDGs) adalah sebagai berikut (PBB, 2016) :


Tujuan 1. Mengkhiri segala bentuk kemiskinan di manapun

  1. Memastikan mobilisasi sumber daya dari berbagai sumber, termasuk melalui peningkatan kerjasama pembangunan, dalam rangka menyediakan sarana yang memadai dan dapat diprediksi bagi negara-negara berkembang, di negara-negara berkembang khususnya, untuk melaksanakan program dan kebijakan untuk mengakhiri kemiskinan di semua dimensi
  2. Membuat kerangka kebijakan suara di tingkat nasional, regional dan internasional, berdasarkan strategi pembangunan pro-miskin dan sensitif gender, untuk mendukung percepatan investasi dalam pemberantasan kemiskinan

  1. Pada tahun 2030, memberantas kemiskinan ekstrim untuk semua orang dimanapun, dengan penghasilan kurang dari $ 1,25 per hari
  2. Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki, perempuan dan anak-anak dari berbagai usia yang hidup dalam kemiskinan di seluruh dimensi menurut definisi nasional
  3. Menerapkan sistem perlindungan sosial yang tepat secara nasional dan pada tahun 2030 mencapai cakupan besar kaum miskin
  4. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua laki-laki dan perempuan, khususnya kaum miskin, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses ke layanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk-bentuk lain dari properti, warisan, sumber daya alam, yang sesuai teknologi baru dan jasa keuangan, termasuk keuangan mikro
  5. Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka dalam situasi rentan dan mengurangi eksposur dan kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrem yang berkaitan dengan iklim dan guncangan ekonomi, sosial dan lingkungan lainnya dan bencana

Tujuan 2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan

  1. Meningkatkan investasi, termasuk melalui kerja sama internasional yang disempurnakan, di infrastruktur pedesaan, penelitian dan penyuluhan pertanian, pengembangan teknologi dan tanaman dan bank gen ternak dalam rangka meningkatkan kapasitas produktif pertanian di negara-negara berkembang.
  2. Memperbaiki dan mencegah pembatasan perdagangan dan distorsi dalam pasar pertanian dunia, termasuk melalui penghapusan paralel segala bentuk subsidi ekspor pertanian dan semua langkah ekspor dengan efek setara, sesuai dengan amanat Putaran Pembangunan Doha
  3. Mengadopsi langkah-langkah untuk memastikan berfungsinya pasar komoditas makanan dan turunannya dan memfasilitasi akses yang tepat terhadap informasi pasar, termasuk cadangan pangan, dalam rangka untuk membantu membatasi volatilitas harga pangan yang ekstrim

Indikator:

  1. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses oleh semua orang, khususnya orang miskin dan orang-orang dalam situasi rentan, termasuk bayi, untuk makanan yang aman, bergizi dan cukup sepanjang tahun
  2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk kekurangan gizi, termasuk mencapai, pada tahun 2025, target yang disepakati secara internasional pada stunting dan wasting pada anak di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui dan orang tua
  3. Pada tahun 2030, dua kali lipat produktivitas pertanian dan pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat adat, petani keluarga, penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan sama dengan tanah, sumber daya produktif lainnya dan masukan, pengetahuan, jasa keuangan, pasar dan peluang untuk penambahan nilai dan pekerjaan non-pertanian
  4. Pada tahun 2030, memastikan sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan menerapkan praktik tangguh pertanian yang meningkatkan produktivitas dan produksi, yang membantu menjaga ekosistem, yang memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir dan bencana lainnya dan semakin meningkatkan lahan dan kualitas tanah
  5. Pada tahun 2020, mempertahankan keragaman genetik benih, tanaman dibudidayakan dan bertani dan peliharaan hewan dan spesies liar yang terkait, termasuk melalui nyenyak dikelola dan beragam benih dan tanaman bank di tingkat nasional, regional dan internasional, dan mempromosikan akses dan adil dan merata berbagi manfaat yang timbul dari pemanfaatan sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional terkait, seperti yang disepakati secara internasional

Baca Juga: Kerjasama Asean


Tujuan 3. Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia

  1. Memperkuat pelaksanaan Organisasi Kesehatan Dunia Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau di semua negara, sesuai
  2. Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat-obatan untuk penyakit menular dan tidak menular yang terutama mempengaruhi negara-negara berkembang, menyediakan akses ke obat-obatan penting dengan harga terjangkau dan vaksin, sesuai dengan Deklarasi Doha Perjanjian TRIPS dan Kesehatan Masyarakat, yang menegaskan hak dari negara-negara berkembang untuk menggunakan dengan penuh ketentuan dalam Perjanjian tentang Aspek-aspek Perdagangan Hak Kekayaan intelektual mengenai fleksibilitas untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan, khususnya, menyediakan akses ke obat-obatan untuk semua
  3. Substansial meningkatkan pembiayaan kesehatan dan rekrutmen, pengembangan, pelatihan dan retensi tenaga kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di negara-negara yang kurang berkembang dan pulau kecil negara berkembang
  4. Memperkuat kapasitas semua negara, di negara-negara berkembang, untuk peringatan dini, pengurangan risiko dan manajemen risiko kesehatan nasional dan global

  1. Pada tahun 2030, mengurangi angka kematian global ibu kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup
  2. Pada tahun 2030, akhir kematian dapat dicegah dari bayi yang baru lahir dan anak di bawah 5 tahun, dengan semua negara yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian neonatal untuk setidaknya serendah 12 per 1.000 kelahiran hidup dan di bawah-5 kematian setidaknya serendah 25 per 1.000 kelahiran hidup
  3. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis terabaikan dan memerangi hepatitis, penyakit yang terbawa air dan penyakit menular lainnya
  4. Pada tahun 2030, mengurangi oleh satu kematian prematur ketiga dari penyakit tidak menular melalui pencegahan dan pengobatan dan meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan
  5. Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan obat narkotika dan penggunaan berbahaya dari alcohol
  6. Pada tahun 2020, membagi jumlah kematian global dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas jalan
  7. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional
  8. Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan keuangan risiko, akses ke layanan perawatan kesehatan penting kualitas dan akses ke aman, efektif, berkualitas dan terjangkau obat esensial dan vaksin untuk semua
  9. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi jumlah kematian dan penyakit dari bahan kimia berbahaya dan udara, air dan polusi tanah dan kontaminasi

Tujuan 4. Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang

  1. Membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang anak, kecacatan dan sensitif gender dan menyediakan lingkungan belajar yang aman, non-kekerasan, inklusif dan efektif untuk semua
  2. Pada tahun 2020, secara substansial memperluas secara global jumlah beasiswa yang tersedia untuk negara-negara berkembang, di negara-negara kurang berkembang khususnya, pulau kecil yang sedang bekembang dan negara-negara Afrika, untuk pendaftaran di pendidikan tinggi, termasuk pelatihan kejuruan dan teknologi informasi dan komunikasi, teknis, teknik dan program ilmiah, di negara-negara maju dan negara berkembang lainnya
  3. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan pasokan guru yang berkualitas, termasuk melalui kerjasama internasional untuk pelatihan guru di negara-negara berkembang, terutama terbelakang negara dan pulau kecil dan negara berkembang.

Baca Juga: Reseller Adalah


  1. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-laki menyelesaikan bebas, adil dan kualitas primer dan pendidikan menengah yang mengarah ke hasil belajar yang relevan dan efektif
  2. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-laki memiliki akses ke pengembangan anak usia dini yang berkualitas, peduli dan pendidikan anak usia dini sehingga mereka siap untuk pendidikan dasar
  3. Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki untuk pendidikan yang terjangkau dan kualitas teknis, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk perguruan tinggi
  4. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan jumlah remaja dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknis dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan
  5. Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk rentan, termasuk penyandang cacat, masyarakat adat dan anak-anak dalam situasi rentan
  6. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua pemuda dan sebagian besar orang dewasa, baik laki-laki dan perempuan, mencapai membaca dan menghitung
  7. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, termasuk antara lain, melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan non-kekerasan, dunia kewarganegaraan dan penghargaan keanekaragaman budaya dan kontribusi budaya untuk pembangunan berkelanjutan

Tujuan 5. Mencapai kesetaraan gender serta Memberdayakan seluruh wanita dan perempuan

  1. Melakukan reformasi untuk memberikan wanita hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses ke kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk-bentuk lain dari properti, jasa keuangan, warisan dan sumber daya alam, sesuai dengan hukum nasional
  2. Meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan, informasi dan komunikasi khususnya teknologi, untuk mempromosikan pemberdayaan perempuan
  3. Mengadopsi dan memperkuat kebijakan yang sehat dan perundang-undangan berlaku untuk promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan dan anak perempuan di semua tingkatan

  1. Mengakhiri semua bentuk diskriminasi terhadap semua perempuan dan anak perempuan di mana-mana
  2. Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap semua perempuan dan anak perempuan di ruang publik dan swasta, termasuk perdagangan dan seksual dan jenis-jenis eksploitasi
  3. Hilangkan semua praktek-praktek berbahaya, seperti anak, awal dan pernikahan paksa dan mutilasi alat kelamin perempuan
  4. Kenali dan nilai dibayar perawatan dan pekerjaan rumah tangga melalui penyediaan pelayanan publik, infrastruktur dan kebijakan perlindungan sosial dan promosi tanggung jawab bersama dalam rumah tangga dan keluarga sebagai tepat secara nasional
  5. Menjamin partisipasi penuh dan efektif perempuan dan kesempatan yang sama untuk kepemimpinan di semua tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi dan masyarakat
  6. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi dan hak-hak reproduksi yang disepakati sesuai dengan Program Aksi dari Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan dan Beijing Platform for Action dan dokumen hasil peninjauan konferensi mereka.

Baca Juga: Sikap Wirausaha


Demikianlah pembahasan mengenai Sustainable Development Goals – Pengertian, Tujuan Dan Perbedaan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

| |
Back to top button