Syarat Tanaman Jagung : Pengertian, Cara Tanam, Pengolahan,
Pengertian Tanaman Jagung
Jagung merupakan bahan baku industri pakan dan makanan serta makanan pokok di beberapa daerah di Indonesia. Dalam bentuk biji-bijian utuh, jagung dapat diolah misalnya menjadi tepung jagung, nasi jagung, dan makanan ringan (popcorn dan marning jagung). Jagung juga dapat diolah menjadi minyak goreng, margarin dan formula makanan. Pati jagung dapat digunakan sebagai bahan baku industri farmasi dan makanan seperti es krim, kue dan minuman.
Karena pemanfaatan dan hasil olahan tanaman jagung tersebut di atas cukup beragam, dan termasuk komoditas tanaman pangan yang penting, maka perlu ditingkatkan produksinya secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan/lestari.
Asal Usul Tanaman Jagung dan Peredarannya
Yang berdasarkan petunjuk sejarah, dalam hal ini ilmu arkeologi telah mengarah pada budidaya jagung primitif di Meksiko selatan, Amerika Tengah sejak 7000 tahun yang lalu. Hal ini terlihat dari sisa-sisa tongkol jagung purba yang ditemukan di Gua Guila Naquitz, Lembah Oaxaca yang berusia sekitar 6250 tahun. Dengan ditemukannya tongkol jagung utuh, juga menjadikannya sebagai tongkol jagung tertua yang ditemukan di gua-gua dekat Tehuacan, Puebla, Meksiko, yaitu sekitar 3450 SM.
Sedangkan suku Olmec dan Maya diperkirakan telah membudidayakan jagung di seluruh Amerika Tengah sejak 10.000 tahun lalu dan sudah mengenal berbagai teknik pengolahan. Teknologi ini dibawa ke Ekuador, Amerika Selatan sekitar 7000 tahun lalu, dan mencapai daerah pegunungan Peru selatan 4000 tahun lalu. Pada masa inilah berkembang tanaman jagung yang mampu beradaptasi dengan suhu rendah di Pegunungan Andes, kemudian sejak tahun 2500 SM tanaman jagung telah dikenal di berbagai belahan benua Amerika.
Pada jagung yang dibudidayakan dianggap sebagai keturunan langsung dari tanaman rumput mirip jagung yang disebut teosinte “Zea mays ssp, parviglumis”, dalam proses domestikasi yang berlangsung setidaknya 7.000 tahun yang lalu oleh penduduk asli setempat, yang memasukkan gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp, mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays yang dalam proses domestikasinya menjadikan jagung sebagai satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup liar di alam.
Ini berlanjut dengan kedatangan orang Eropa ke Amerika sejak akhir abad ke-15 dan membawa serta varietas jagung ke Dunia Lama, baik ke Eropa maupun ke Asia. Pengembaraan Jagung ke Asia dipercepat dengan dibukanya jalur barat yang dipelopori oleh armada yang dipimpin oleh Ferdinand Magellan yang melintasi Samudera Pasifik. Di tempat-tempat baru inilah jagung relatif mudah beradaptasi karena tanaman ini memiliki plastisitas fenotipik yang tinggi.
Untuk di Nusantara sendiri, tanaman jagung diperkirakan masuk sekitar abad ke-16 oleh penjelajah Portugis. Masuknya tanaman jagung di Indonesia juga memunculkan berbagai macam penamaan untuk menyebut tanaman jagung.
Kata “jagung” sendiri merupakan singkatan dari kata “Java Agung” atau dalam bahasa Jawa yang berarti “Jelai Besar”, sedangkan di daerah lain di nusantara, pembudidaya jagung adalah “orang Sunda, Aceh, Batak, Ambon” bergerigi, “bima”, jhaghung “madura”, rigi “nias”, eyako “enggano”, wataru “sumba”, latung “flores”, fata “solor”, pena “timor”, gandung “toraja”, kastela “halmahera”, telo “tidore”, binthe atau binde “gorontalo dan buol”, barelle “bugis”, milu atau milho “di beberapa daerah di indonesia timur”.
Syarat Benih Jagung
Bibit harus berkualitas tinggi baik secara genetik, fisik maupun fisiologis (benih hibrida). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalaman).
Pengolahan Tanaman Jagung
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman dibakar, abunya dikembalikan ke tanah, kemudian dibajak dan digarap dengan bajak. Tanah yang akan ditanami digali sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm.
Saluran ini dibuat terutama pada tanah dengan drainase yang buruk. Pada areal dengan pH kurang dari 5, tanahnya diberi kapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara ditebarkan kapur secara merata/pada baris tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum penanaman, sebaiknya lahan ditaburi dengan GLIO yang telah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.
Pemupukan Tanaman Jagung
Dosis per hektar adalah 2 ton pupuk kandang, 300 kg urea, 150 kg SP36, 75 kg KCl. Pupuk urea diberikan 2 kali, masing-masing 1/2 bagian pada saat tanaman berumur 18 hari dan 35 hari. Sedangkan pupuk kandang, SP36 dan KCl diberikan seluruhnya pada saat tanam.
Penanaman Jagung
Waktu tanam · Sebaiknya musim hujan.
Penentuan Pola Tanaman Jagung
Beberapa pola tanam yang umum diterapkan:
- Tumpang sari (intercropping), menanam lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tanaman sela umur yang sama seperti jagung dan kedelai; tumpang sari berbagai umur seperti jagung, ubi kayu, padi
- Rotasi Tumpang Tindih (Multiple Cropping), dilakukan berturut-turut sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor lain untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah,
- Tanaman Sisipan (Relay Cropping), pola tanam dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman utama (pada waktu tanam yang sama atau pada waktu yang berbeda). Contoh: kacang tanah dimasukkan jagung, kacang panjang dimasukkan saat jagung menjelang panen.
- Tanam Campuran (Mixed Cropping), penanaman terdiri dari beberapa tanaman dan tumbuh tanpa mengatur jarak tanam atau lari, semuanya dicampur menjadi satu. Lahan efisien, tetapi berisiko terhadap hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi jalar
Cara Menanam Jagung
Bor lubang tanam sedalam 3-5 cm, dan setiap lubang hanya diisi 1 bibit. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panen, semakin panjang umur maka semakin lebar jarak tanamnya. Jagung dipanen lebih dari 100 hari setelah tanam, jarak tanam 40×100 cm (2 tanaman/lubang). Jagung dipanen pada umur 80-100 hari, jarak tanam 25×75 cm (1 tanaman/lubang).
-
Penipisan dan Bordir
Tanaman yang pertumbuhannya kurang baik, dipotong dengan pisau tajam atau gunting tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti bibit yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari setelah tanam (HST). Jumlah dan jenis bibit serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan saat tanam.
Penyiangan dilakukan setiap 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung muda dapat dilakukan dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan tidak boleh mengganggu akar tanaman yang pada umur tersebut masih belum kuat mencengkeram tanah, dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. .
Penimbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkuat posisi batang agar tanaman tidak mudah tumbang dan menutupi akar yang muncul di atas permukaan tanah akibat aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan pemupukan. Lahan di kanan dan kiri barisan tanaman diisi dengan cangkul, lalu ditumpuk di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk gundukan memanjang.
Setelah bibit ditanam cukup dilakukan penyiraman, kecuali pada saat tanah lembab, tujuannya agar tanaman tidak layu. Namun sebelum tanaman berbunga, kebutuhan air lebih besar, sehingga air perlu dialirkan ke parit-parit di antara tanaman jagung.
Demikian artikel dari lecturemdikducation.co.id tentang Syarat Tanaman Jagung : Pengertian, Cara Menanam, Pengolahan, Penanaman, Penetapan, semoga artikel ini bermanfaat untuk sobat semua,